Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perusahaan Raksasa Eropa Lirik Partner Holding BUMN Reasuransi

Sejumlah perusahaan reasuransi raksasa asal Eropa terutama dari Inggris dan Swiss melirik untuk menjadi partner holding badan usaha milik negara (BUMN) reasuransi Indonesia.

Bisnis.com, JAKARTA--Sejumlah perusahaan reasuransi raksasa asal Eropa terutama dari Inggris dan Swiss melirik untuk menjadi partner holding badan usaha milik negara (BUMN) reasuransi Indonesia.

Menteri BUMN Dahlan Iskan mengakui perusahaan-perusahaan reasuransi raksasa asal Eropa telah mengontak pemerintah dan berharap agar rencana pembentukan holding BUMN reasuransi benar-benar terealisasi.

"Perusahaan-perusahaan reasuransi raksasa di Eropa telah mendengar rencana kita, dan mereka menyambut sangat baik karena mereka memerlukan partner yang kuat di Indonesia," ungkapnya, Kamis (11/92014).

Pemerintah memutuskan untuk membentuk holding BUMN khusus reasuransi dengan menggabungkan 4 perusahaan untuk menekan potensi kebocoran devisa Rp8 triliun per tahun.

Dahlan menjelaskan pemerintah akan meluncurkan perusahaan holding reasuransi bernama PT Indonesia Reasuransi atau Indonesia Rei pada Oktober 2014. Holding BUMN reasuransi ini akan mulai berlaku 1 Januari 2015.

Proses pembentukan holding BUMN reasuransi itu diakui Dahlan masih terkendala sejumlah langkah administratif yang harus dilakukan. Namun, dia optimistis proses yang telah dijalani sejak akhir tahun lalu tersebut akan segera rampung.

Indonesia dinilai sangat memerlukan sebuah holding BUMN reasuransi raksasa. Dahlan menjelaskan setiap tahun potensi devisa dari reasuransi yang bocor ke luar negeri rerata sebesar Rp8 triliun.

Empat perusahaan BUMN yang akan dilebur menjadi satu holding BUMN reasuransi. Tiga perusahaan bergerak di bidang reasuransi, yakni PT Reasuransi Internasional Indonesia, PT Tugu Reasuransi Indonesia, dan PT Reasuransi Nasional Indonesia (NasRe), serta satu perusahaan asuransi PT Asuransi Ekspor Indonesia (ASEI).

Nantinya, holding BUMN reasuransi itu akan didukung oleh PT Taspen, PT Jamkrindo, dan PT Jasa Raharja. "Sehingga Indonesia bisa mempunyai perusahaan reasuransi raksasa," jelasnya.

Deputi Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bidang Pengawasan Industri Keuangan Non Bank II Dumoly F. Pardede mengatakan belum lama ini, agar perusahaan reasuransi BUMN harus segera menambah modal atau merger.

Dalam hitungannya, potensi premi reasuransi yang keluar dari Indonesia mencapai Rp15 triliun per tahun. Adanya reasuransi lokal yang kuat diharapkan mampu mengurangi premi asuransi yang lari ke luar negeri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Sukirno
Editor : Nurbaiti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper