Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan Kredit Harus Direvisi di Bawah 15%

Industri perbankan dinilai perlu untuk menurunkan pertumbuhan kredit pada kisaran 12% agar sejalan dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK). Pasalnya, dana masyarakat yang tersedia sudah sangat terbatas sehingga terjadi perebutan deposito yang berdampak pada suku bunga dana mahal itu bergerak liar.

Bisnis.com, JAKARTA - Industri perbankan dinilai perlu menurunkan pertumbuhan kredit pada kisaran 12% agar sejalan dengan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK). Pasalnya, dana masyarakat yang tersedia sudah sangat terbatas sehingga terjadi perebutan deposito yang berdampak pada suku bunga dana mahal itu bergerak liar.

Kepala Divisi Risiko Perekonomian dan Sistem Keuangan LPS Doddy Ariefianto mengatakan pertumbuhan kredit harus diarahkan agar searah dengan pertumbuhan DPK.

"Artinya harus di bawah 15%," ujarnya di Jakarta, Selasa (23/9/2014).

Doddy mengatakan sejak BI Rate ditahan pada level 7,5% pada November tahun lalu, suku bunga deposito terus bergerak naik. LPS mencatat suku bunga deposito pada kuartal I/2014 tumbuh 50 basis poin (bps), kemudian naik 60 bps pada kuartal II, dan turun sekitar 20 bps pada kuartal III/2014.

Dia memproyeksikan suku bunga itu akan terus menurun pada akhir tahun ini jika perbankan menurunkan pertumbuhan kredit. Hal itu bertujuan agar tidak lagi terjadi pertarungan memperebutkan dana di pasar.

"Share nasabah yang yang doyan bunga dulunya sekitar 15% sampai 20% sekarang itu naik menjadi 20% hingga 25%," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Thomas Mola
Editor : Nurbaiti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper