Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengusaha Berharap Kenaikan Bunga KPR Tak Drastis

Komisariat Real Estate Balikpapan berharap agar kenaikan angsuran rumah akibat penaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia tidak drastis.

Bisnis.com, BALIKPAPAN — Komisariat Real Estate Balikpapan berharap agar kenaikan angsuran rumah akibat penaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia tidak drastis.

Ketua Komisariat REI Balikpapan Edi Juwadi mengatakan pihaknya akan mengupayakan agar tak terjadi kenaikan harga angsuran kredit pemilikan rumah yang drastis akibat naiknya suku bunga acuan yang kini menjadi 7,75%.

“Kami akan mengadakan rapat pengurus anggota untuk membahas mengenai kenaikan suku bunga ini. Kami mengupayakan agar harga perumahan stabil, dan kenaikannya tidak terlalu mencolok,” tuturnya kepada Bisnis, Jumat (21/11/2014)

Menurutnya, pihaknya telah mengajukan usulan kepada Kementerian Keuangan mengenai suku bunga acuan. Namun, hingga kini kementerian belum memberi balasan.

Dia juga mengatakan, dengan naiknya suku bunga ini, pihaknya berharap agar pemerintah dapat membantu REI dalam mempermudah perijinan. Hal ini, lanjutnya, untuk mengimbangi adanya kenaikan suku bunga.

Selain itu, Edi juga mengungkapkan REI akan mengunjungi Bank Indonesia guna membahas solusi untuk mengantisipasi dampak yang mungkin memberatkan masyarakat dalam pengangsuran KPR akibat naiknya suku bunga acuan.

“Kita akan menghadap ke BI dulu untuk membahas solusinya nanti bagaimana. Tapi untuk saat ini, harga perumahan di Balikpapan aman. Masih bagus, lah,” tambahnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Mawardi Ritonga mengatakan kenaikan suku bunga acuan akan memberi dampak bagi semua sektor industri dan semua sektor kredit perbankan.

“Tapi yang paling sulit adalah  kredit dengan pelunasan jangka panjang, semakin panjang jangka waktunya akan semakin berat. Karena akan terjadi penyesuaian suku bunga, kan,” katanya. 

Dia mengatakan kredit pemilikan rumah termasuk ke dalam segmen kredit yang akan merasakan dampak yang paling berat dari kenaikan suku bunga acuan. Bahkan angsuran dengan suku bunga tetap pun tak akan begitu membantu karena bank akan menyesuaikan dengan kondisi perekonomian terkini.

Oleh karena itu, lanjutnya, perbankan biasanya akan melakukan dua opsi untuk menyelamatkan nasabah dari dampak berat tersebut. Yakni pemberlakuan rescheduling dan restructuring terhadap kredit yang sedang diangsur.

“Bank biasa melakukan rescheduling dan restructuring untuk menyelamatkan debitur agar tidak macet kreditnya,” tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nadya Kurnia

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper