Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI: Utang Luar Negeri Swasta Sulit Ditekan

Di tengah upaya keras Bank Indonesia mengendalikan Utang luar negeri (ULN) swasta, sektor ini masih terus terakselerasi.

Bisnis.com, JAKARTA--Di tengah upaya keras Bank Indonesia mengendalikan Utang luar negeri (ULN) swasta, sektor ini masih terus terakselerasi. Pada saat yang sama pertumbuhan ULN berjangka pendek pun ikut menguat.
 
Data yang dirilis BI, Rabu (17/12/2014) menunjukkan posisi ULN pada akhir Oktober 2014 ada pada level US$294,5 miliar atau tumbuh 10,7% secarayear on year (yoy). Pertumbuhan ini melambat jika dibandingkan dengan pertumbuhan ULN pada September 2014 yang masih 11,2%.
 
Swasta masih mendominasi ULN dengan porsi 54,8% dari total utang atau setara US$161,3 miliar sedangkan ULN pemerintah mencapai US$133,2 miliar (45,2%). ULN swasta membukukan pertumbuhan  15,1% secara yoy, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya, yakni 14,1%. Di sisi lain ULN pemerintah melambat menjadi 5,9% dari 7,9% pada September.
 
Sementara itu berdasarkan jangka waktu asal, ULN masih didominasi oleh ULN berjangka panjang. Utang jangka panjang tercatat senilai US$245,6 miliar atau 83,4% dari total ULN atau melambat menjadi 10,5% dari 11,3%. Meski begitu, yang menjadi catatan adalah pertumbuhan ULN jangka pendek yang menguat dari 10,8% menjadi 11,7%.
 
BI menjelaskan pertumbuhan sektor swasta yang masih tinggi dipengaruhi oleh meningatnya pertumbuhan ULN pada beberapa sektor ekonomi utama. ULN swasta pada akhir Oktober terutama terpusat pada sektor keuangan, industri pengolahan, pertambangan, dan listrik serta sektor gas dan air bersih. Total utang dari sektor-sektor tersebut mencapai 77,5% terhadap total ULN swasta.
 
ULN pada sektor pertama tumbuh mencapai 34,3% secara yoy dari 31,5% di bulan Sebelumnya. Adapun, ULN di sektor gas dan air meningkat menjadi 5,1% dari 3,4%. Sementara itu ULN di sektor industri pengolahan justru melambat ke level 12,2% dari bulan September yang masih mencapai 13,3%.
 
BI memandang perkembangan ULN masih cukup sehat tetapi perlu diwaspadai resikonya terhadap perekonomian. Seperti yang dilansir dari keterangan resmi bank sentral,“Ke depan, BI akan tetap memantau perkembangan ULN, khususnya ULN swasta.”
 
Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Hendri Saparini mengatakan baik otoritas moneter maupun fiskal harus mewaspadai pertumbuhan ULN swasta. “Selama BI mematok suku bunga tinggi swasta akan tetap mencari pembiayaan salah satunya dari ULN,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper