Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Tips Menyusun Keuangan Bagi Pasangan Muda

Pernikahan adalah perjalanan hidup yang cukup panjang dan tentunya perlu perencanaan dengan baik, agar keluarga yang dibangun berjalan damai sejahtera dan bahagia.
Ilustrasi/Pango
Ilustrasi/Pango

Bisnis.com, JAKARTA--Pernikahan adalah perjalanan hidup yang cukup panjang dan tentunya perlu perencanaan dengan baik, agar keluarga yang dibangun berjalan damai sejahtera dan bahagia.

Sebelum menikah, tentunya ada hal-hal yang menjadi topik pembicaraan calon pasangan suami istri. Berapa biaya pesta pernikahan? Usaha apa yang dilakukan agar pesta sederhana dan tidak berutang? Di mana akan tinggal? Kapan memiliki rumah sendiri? Berapa jumlah anak yang akan dimiliki? Bagaimana menyekolahkan anak?

Bagaimana pengelolaan keuangan keluarga? Siapa yang akan memegang uang? Bagaimana membiayai kebutuhan rumah tangga? Tentunya, untuk membangun rumah tangga dan keluarga diperlukan kerja sama dan saling mendukung. Begitu juga pekerjaan mencari rezeki dapat dilakukan dan dibantu istri.

Untuk calon pasangan suami istri yang akan membentuk bahtera rumah tangga baru, berikut tips-tips mengelola keuangan keluarga, seperti yang dikutip dari brosur Literasi Keuangan Otoritasa Jasa Keuangan (OJK):

1. Komunikasi. Bicarakan cita-cita masa depan keluarga melalui keuangan agar pasangan suami istri dapat langsung terlibat aktif dalam merencanakan, mengatur dan mengelola keuangan.

2. Keluarga inti yang utama. Pendapatan yang diterima oleh pasangan suami istri harus digunakan untuk kepentingan keluarga inti terlebih dahulu. Tidak ada pengeluaran yang diberikan kepada keluarga kandung atau keluarga besar yang mengorbankan kepentingan keluarga inti.

3. Kebutuhan vs keinginan. Pencapaian hidup sejahtera di masa depab, dimulai dengan selalu mengutamakan kebutuhan hari ini dan bukan keinginan.

Dalam perencanaan keuangan rumah tangga, total pendapatan dengan persentase 100% selayaknya langsung dibagi dalam beberapa bagian. Mulai dari aksi kegiatan sosial, infak, zakat atau perpuluhan sekitar 2,5%-10% dari total pendapatan. Untuk investasi, sekitar 10%-20% dari pendapatan, proteksi asuransi sekitar 10% dari pendapatan. Lalu untuk kebutuhan persiapan pendidikan anak dialokasikan sedini mungkin berkisar 20% dari total penghasilan.

Kemudian, untuk kebutuhan rumah tangga, disarankan tidak boleh lebih dari 60% dari total pendapatan keluarga. Sementara itu, jika keluarga memiliki utang, agar neraca keuangan rumah tangga tetap sehat, maka dianjurkan jumlah cicilan setiap bulan tidak boleh lebih dari 30% pendapatan.

Nah, meskipun sudah menjadi suami istri, bukan tidak mungkin aktivitas malam minggu saat masa lajang dilewatkan bukan?Maka dari itu, pasangan suami istri bisa mengalokasikan sekitar 10% dari pendapatan bulanan untuk menonton bioskop hingga piknik bersama keluarga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper