Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK: Investor Strategis Masuk RBB Syariah

Upaya penguatan peran bank syariah dengan menambah modal segar melalui kehadiran strategic investor dinyatakan Otoritas Jasa Keuangan atau OJK sudah masuk dalam rencana bisnis bank tahun ini.
Ilustrasi./Bisnis.com
Ilustrasi./Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA — Upaya penguatan peran bank syariah dengan menambah modal segar melalui kehadiran strategic investor dinyatakan Otoritas Jasa Keuangan atau OJK sudah masuk dalam rencana bisnis bank tahun ini.

Deputi Komisioner Pengawas Perbankan OJK Mulya E. Siregar menyatakan, pihaknya belum mendapatkan kabar lebih detil terkait rencana penggabungan (merger) bank-bank syariah pelat merah yang sekarang isunya lebih mengarah kepada pencarian strategic investor.

Namun Mulya tak menyebutkan lebih detil bank mana saja yang sudah memasukkannya ke dalam rencana bisnis (RBB). “Dari info yang kami peroleh terakhir, bank syariah yang induknya BUMN diarahkan untuk cari strategic investor saja,” ucapnya menjawab Bisnis.

Wacana penggabungan atau merger bank syariah milik bank-bank pelat merah tertunda pada tahun lalu. Kementerian BUMN sempat menyatakan tengah fokus mengurus holding bank terlebih dulu. Sementara itu, merger bank syariah akan dipikirkan lebih jauh pada 2017.

Skema merger yang terakhir mencuat ialah dari empat bank syariah pelat merah akan dipecah menjadi dua entitas bank. Sebelumnya, kabar yang beredar ialah dari empat bank syariah pelat merah akan dilebur menjadi satu bank syariah besar tetapi ini batal.

“Kami belum tahu lagi dari Kementerian BUMN mau benar-benar jadi digabung atau bagaimana,” ucap Mulya.

OJK menilai, sebetulnya penggabungan saja belum cukup untuk memperkuat industri perbankan syariah. Merger perlu disokong tambahan modal segar melalui kehadiran strategic investor baru. Pasalnya, merger hanya mengurangi populasi tetapi aset tak bertambah.

SEVP Bisnis BNI Syariah Dhias Widhiyati mengakui, opsi alternatif guna meningkatkan kinerja bank syariah tak lain memang dengan mencari strategic investor. Tapi dia mengaku belum memasukkan ini ke dalam RBB karena perlu persetujuan pemegang saham.

“Kalau soal merger memang pernah terdengar pada awal 2016 tetapi lalu berubah dengan adanya wacana untuk membentuk sub holding Bank BUMN Syariah. Tapi ini pun tak dilanjutkan. Alternatifnya, ya dengan mencari strategic investor,” ucapnya kepada Bisnis.

Sementara Bank Syariah Mandiri (BSM) mengaku, belum mendapat kabar lebih lanjut terkait kelanjutan merger bank-bank syariah pelat merah. “Saya malah belum dengar secara resmi,” tutur SEVP Finance & Strategy BSM Ade Cahyo Nugroho saat dihubungi Bisnis.

Pada sisi lain, pihak Kementerian BUMN dalam hal ini Deputi Bidang Usaha Jasa Keuangan, Jasa Survei, dan Jasa Konsultasi Kementerian BUMN Gatot Trihargo tak merespon saat coba dimintai konfirmasi oleh Bisnis.

Upaya merger maupun mencari strategic investor bertujuan memperkuat kiprah bank syariah, salah satunya tampak dari pangsa pasar yang terus meluas. Market share ini diyakini bakal terus menanjak seiring rencana dua BPD konversi jadi bank syariah.

Apabila dua bank pembangunan daerah itu resmi konversi, aset perbankan syariah bisa tumbuh hingga Rp10 triliun. BPD yang dimaksud adalah BPD Nusa Tenggara Barat dan BPD Sumatra Barat atau Bank Nagari.

“Memang yang tengah melakukan proses itu baru BPD NTB, untuk Bank Nagari masih berencana,” ujar Direktur Eksekutif Islamic Economic Forum for Syariah (ISEFID) Ali Sakti.

Pangsa pasar bank syariah pada 2014 baru di level 4,85%. Berlanjut ke tahun setelahnya menjadi 4,83%. Akhirnya market share berhasil didongkrak hingga melampaui 5% pada tahun lalu tepatnya menjadi 5,13%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dini Hariyanti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper