Bisnis.com, JAKARTA -- Pembicaraan merger PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) milik crazy rich James Riady dan PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) milik salah satu orang terkaya Indonesia Hary Tanoesoedibjo kembali bergulir ke publik setelah akhir pekan lalu (30/4/2024) terjadi transaksi jumbo di pasar nego atas saham kedua perusahaan.
Sebagai konteks, merger NOBU dan BABP menjadi diskusi publik setelah sejak tahun lalu Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyampaikan adanya keinginan konglomerasi Lippo dan Grup MNC untuk menyatukan bisnis perbankannya. Dalam pernyataan saat itu, OJK menekankan merger kedua konglomerasi bagai point of no return alias harga mati.
Berdasarkan data D'Origin, nilai transaksi yang dilakukan di pasar negosiasi pada saham NOBU mencapai Rp745 per saham dengan volume 7,47 juta lot saham atau mencapai Rp560 miliar. Sedangkan transaksi BABP mencapai Rp560,18 miliar atau Rp126 per lembar. Tidak disebutkan pihak yang melakukan jual-beli di harga premium dengan nilai transaksi identik sebesar Rp1,12 triliun itu.
Informasi yang sudah terang, transaksi crossing saham BABP menggunakan sekuritas milik grup yakni MNC Sekuritas. Sedangkan untuk NOBU menggunakan Ciptadana Sekuritas.
Ciptadana adalah perusahaan sekuritas yang mulanya dikendalikan Grup Lippo. Akan tetapi pada pertengahan 2023 lalu, Hanwha melalui Hanwha Investment & Securities mengumumkan akuisisi Ciptadana Securities dan Ciptadana Asset Management hingga 80% saham.
Hanwha Umumkan Akuisisi NOBU
Setelah empat hari berlaku, aksi korporasi baru terungkap. Hanwha sudah memastikan menjadi pemegang saham pengendali di NOBU.
Baca Juga
Dilansir dari The Korea Times, pemilik Bank Nobu yakni Lippo Group dan Hanwha Life telah menyetujui perjanjian pembelian saham (stock purchase agreement/SPA) pada 3 Mei 2024, di mana Hanwha Life akan mengakuisisi 40% saham Bank Nobu dari Lippo Group.
Dalam penandatanganan perjanjian SPA, President dan Chief Global Officer (CGO) dan Vice Chairman merangkap CEO Hanwha Life, yaitu Kim Dong-won dan Yeo Seung-joo hadir. Sementara dari Lippo Group selaku induk Bank Nobu hadir CEO John Riady dan MPC CEO Adrian Suherman.
Disebutkan bahwa Hanwha Life mengakuisisi Bank Nobu bertujuan untuk tumbuh lebih jauh menjadi pemain keuangan global yang besar.
Hanwha Life akan memaksimalkan sinergi dengan mengintegrasikan kemampuan digital Hanwha dengan keahlian manajemen Lippo Group di bisnis perbankan.
Bisnis mengkonfirmasi transaksi ini ke CEO John Riady termasuk apakah transaksi juga akan mengikutkan BABP, namun hingga berita ini diturunkan pesan yang dikirimkan belum direspons.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengatakan OJK akan mendengar rencana yang jelas dari kedua belah pihak, baik Bank Nobu serta Bank MNC terkait nasib merger.
"Kita akan dengar terlebih dahulu rencana mereka selanjutnya. Mereka berdua [Bank Nobu dan Bank MNC] yang merencanakan merger, bukan atas permintaan OJK. Jadi mestinya sudah ada komunikasi di antara mereka berdua," kata Dian kepada Bisnis pada Selasa (7/5/2024).
Menurutnya, saat Hanwha Life memproses komitmennya, langkah tersebut juga untuk memenuhi proses tata kelola perusahaan yang berlaku di Korea Selatan. Maka, diperlukan persetujuan executive board dan setelah itu diumumkan ke publik.
"Tentunya masih perlu waktu lagi untuk proses berikutnya, penandatangan conditional agreement dengan Bank Nobu karena masih perlu beberapa proses internal dan due diligence," ujar Dian.
Setelahnya, terdapat proses persetujuan dari otoritas di Korea Selatan dan persetujuan OJK di Indonesia. "Jika proposal sudah siap, akan dilanjutkan dengan proses persetujuan OJK. Jadi kami dalam posisi menunggu proposal resmi diajukan ke OJK," ujar Dian.
Ke depan pun, apabila proses akuisisi berjalan, maka akan ada komunikasi antar otoritas di Korea Selatan dengan OJK.
Hanwha Life akan memaksimalkan sinergi dengan mengintegrasikan kemampuan digital Hanwha dengan keahlian manajemen Lippo Group di bisnis perbankan.
Sebelumnya, Hanwha Life juga telah bersinergi dengan Lippo Group, di mana Hanwha mengakuisisi 62,6% saham Lippo General Insurance pada Maret tahun lalu. Langkah tersebut diikuti oleh akuisisi lainnya oleh Hanwha Investment & Securities, yakni pengambil alihan saham di Ciptadana Securities dan Ciptadana Asset Management Indonesia.
Kinerja Keuangan NOBU dan BABP
Di tengah kabar merger ini, kinerja bisnis Bank MNC dan Nationalnobu pada kuartal I/2024 kinerja keduanya mencatatkan gerak yang berlawanan. Laba BABP mengalami penyusutan, sedangkan laba NOBU tumbuh tinggi.
Tercatat, Bank MNC telah meraup laba bersih Rp14,84 miliar pada kuartal I/2024, turun 31,98% secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan laba bersih pada kuartal I/2023 senilai Rp21,83 miliar.