Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jumlah BUMN Merugi Turun Hingga Kuartal I/2017

Sebanyak 25 perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencatatkan kerugian dengan total senilai Rp3 triliun pada kuartal I/2017.
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Menteri BUMN Rini Soemarno sebelum memimpin Rapat Terbatas Evaluasi Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional dan Program Prioritas Provinsi Sulawesi Tenggara di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (10/4)./Antara-Puspa Perwitasari
Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Menteri BUMN Rini Soemarno sebelum memimpin Rapat Terbatas Evaluasi Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional dan Program Prioritas Provinsi Sulawesi Tenggara di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (10/4)./Antara-Puspa Perwitasari

Bisnis.com, BOGOR--Sebanyak 25 perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencatatkan kerugian dengan total senilai Rp3 triliun pada kuartal I/2017.

Sekretaris Kementerian BUMN Imam Apriyanto Putro mengungkapkan kerugian perusahaan BUMN telah turun meskipun masih dalam kategori rugi. Dia mengungkapkan pada kuartal I/2016, terdapat 27 perusahaan plat merah yang cetak rugi dengan nilai Rp3,2 triliun.

Imam menuturkan pada akhir tahun lalu, sambungnya, perusahaan BUMN yang merugi ada 22 perusahaan dengan total rugi senilai Rp5,6 triliun. Imam menekankan agar pada akhir tahun ini, kerugian bisa ditekan menjadi Rp499 miliar atau sekitar 5 perusahaan saja.

"Harapan kami kinerja perusahaan BUMN akan membaik pada kuartal II, III dan IV tahun ini," ungkapnya, Jumat (28/9/2017).

Imam mengungkapkan pada kuartal I/2017, kerugian paling besar disumbang oleh Bulog senilai Rp903 miliar. Dia membeberkan beberapa emiten yang masih merugi selain Bulog yakni PT Rajawali Nusantara Indonesia, PT Dirgantara Indonesia, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk., dan PT Kertas Kraft Aceh (KKA).

Dia mengungkapkan sektor ritel atau perdagangan cenderung mencatatkan kurang baik pada kuartal I/2017, sedangkan laba paling besar disumbang oleh sektor jasa keuangan dan transportasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Maftuh Ihsan

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper