Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China Akan Intensifkan Pengawasan Perbankan

China akan mengintensifkan pengawasan di sektor perbankan tahun ini demi mengurangi risiko finansial. Dalam hal ini, upaya-upaya jangka panjang akan diperlukan untuk mengendalikan kesemrawutan di sektor perbankan.
Bursa China/Reuters
Bursa China/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – China akan mengintensifkan pengawasan di sektor perbankan tahun ini demi mengurangi risiko finansial. Upaya-upaya jangka panjang akan diperlukan untuk mengendalikan kesemrawutan di sektor perbankan.

China Banking Regulatory Commission (CBRC) menjelaskan bahwa prioritas atasnya mencakup peningkatan pengawasan terhadap aktivitas shadow banking dan antar bank.

“Manajemen pemegang saham perbankan, tata kelola perusahaan, dan mekanisme pengendalian risiko masih relatif lemah. Akar permasalahan yang menciptakan kesemrawutan pasar pada dasarnya belum berubah,” papar CBRC.

“Menempatkan sektor perbankan di bawah kendali akan bersifat jangka panjang, sulit, dan kompleks,” lanjutnya, seperti dikutip dari CNBC, Senin (15/1/2018).

Disebutkan bahwa pelanggaran dalam tata kelola perusahaan, pinjaman properti, dan pelepasan aset-aset yang tidak produktif (non-performing assets) akan dikenakan ganjaran yang lebih ketat. Pengendalian risiko pun akan diperkuat dalam kegiatan antar bank, produk keuangan, dan bisnis di luar neraca.

China diketahui telah berulang kali bersumpah untuk membersihkan ketidakteraturan dalam sistem perbankannya.

Dalam beberapa bulan terakhir, pihak regulator telah memperkenalkan serangkaian langkah baru yang bertujuan mengendalikan risiko dan utang dalam sistem finansial, dengan segala hal mulai dari mengawasi praktik pemberian pinjaman hingga shadow banking.

Pada bulan Januari, CBRC telah menerbitkan peraturan yang membatasi jumlah bank komersial dimana investor tunggal bisa memiliki mayoritas kepemilikan.

Presiden Xi Jinping telah menyatakan bahwa keamanan finansial sangat penting bagi keamanan nasional. Pemerintah sangat prihatin dengan masifnya industri shadow banking, yakni lembaga keuangan nonbank yang bertindak seolah bank dan menyediakan pinjaman di luar sistem perbankan formal yang diatur.

Dikhawatirkan bahwa default atau serangkaian kerugian pinjaman bisa mengalir melalui negara berkekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut, sehingga menyebabkan terhentinya pinjaman bank secara tiba-tiba.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper