Bisnis.com, JAKARTA — Suku bunga kredit konsumsi rupiah industri perbankan per November tahun lalu menyentuh level terendah dalam enam tahun terakhir.
Mengutip Statistik Sistem Keuangan Indonesia (SSKI) Bank Indonesia pada Minggu (18/2/2018), sejak 2012 hingga pengujung 2016 besaran suku bunga kredit konsumsi selalu di kisaran 13%. Adapun, per November tahun lalu turun ke level 12,78%.
Ekonom PT Bank CIMB Niaga Tbk. Adrian Panggabean berpendapat, pada tahun ini terbuka peluang bagi suku bunga kredit lini bisnis konsumsi untuk turun. “Ini karena tingkat suku bunga simpanan akan terus turun,” ujarnya kepada Bisnis, Minggu (18/2/2018).
Sejalan dengan potensi penurunan bunga kredit konsumsi, bank yakin permintaannya bakal meningkat. Alhasil, kredit konsumsi / konsumer ini diyakini dapat menjadi penopang pertumbuhan kinerja penyaluran kredit pada 2018. Sejumlah bank bahkan mengaku sedang mengejar pertumbuhan agresif pada lini bisnis ini.
Direktur Retail Banking PT Bank Permata Tbk. Bianto Surodjo sempat menyatakan, pihaknya optimistis segmen kredit konsumsi dapat tumbuh dua digit tahun ini. “Kami mengharapkan size kredit konsumsi Permatabank dapat tumbuh di atas 10%,” ujarnya.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. turut mengutarakan pendapat senada dengan Bank Permata. BMRI hendak lebih agresif untuk memacu pertumbuhan kredit ritel, salah satunya segmen konsumer, yang diharapkan menjadi salah satu penopang pertumbuhan kredit pada 2018.
Direktur Retail Banking Bank Mandiri Tardi menuturkan, salah satu bisnis yang memiliki potensi besar dari segmen tersebut yakni kredit pemilikan rumah (KPR). “KPR tahun lalu sebagian besar tumbuh di secondary market. Tahun ini kami akan coba untuk lebih agresif di primary market,” ujarnya