Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) melihat pembiayaan ke segmentasi usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) menjadi peluang di tengah lesunya pasar otomotif. Seperti diketahui, kredit motor dan mobil selama ini mengandalkan industri pembiayaan untuk tumbuh.
Suwandi Wiratno, Ketua APPI menjelaskan segmen UMKM yang disasar menggunakan produk pembiayaan multiguna. Pelaku usaha dapat mengajukan kredit untuk mendapatkan uang tunai dengan jaminan BPKB kendaraan untuk keperluan usaha.
"Ini jadi potensi kita di tengah-tengah ketika penjualan kendaraan bermotor lagi turun," kata Suwandi kepada Bisnis, Kamis (20/2/2025).
Menilik pasar otomotif yang dimaksud Suwandi, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) melaporkan total penjualan mobil secara wholesales per Januari 2025 tercatat sebesar 61.843 unit atau turun 11,3% yoy. Sedangkan, penjualan ritel juga turun 18,6% yoy menjadi 63.858 unit pada periode tersebut.
Untuk motor, Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) melaporkan penjualan sepeda motor domestik mencapai 557.191 unit pada Januari 2025, melambat dibandingkan capaian pada periode Januari 2024 sebanyak 592.658 unit atau turun 5,98% yoy.
Kaitannya dengan pembiayaan, data terbaru OJK mencatat piutang yang disalurkan multifinance untuk objek pembiayaan kendaraan baru per November 2024 lalu tumbuh 6,4% yoy. Pertumbuhan tersebut jauh lebih kecil dari pertumbuhan untuk objek piutang usaha yang melesat 53,9% yoy.
Baca Juga
"Kan kita lihat sejak Covid-19 banyak sekali ibu-ibu atau siapapun di satu keluarga itu punya usaha jualan online, kan butuh modal kerja, ini kan masuk UMKM," ujar Suwandi.
Bila ditilik dari kategori usaha, pembiayaan multifinance untuk kategori usaha UMKM tumbuh tipis 2,8% yoy per November 2024. Namun bila dibedah, pembiayaan untuk usaha kelas menengah dan kecil tumbuh dua digit, masing-masing 27,4% yoy dan 13,3% yoy.
Pertumbuhan multifinance tersebut lebih tinggi dari kredit bank untuk segmen UMKM. Per Desember 2024, kredit bank untuk sektor UMKM hanya tumbuh 3% dan menjadi pertumbuhan paling rendah sepanjang 2024.
Suwandi menjelaskan kelas UMKM yang disasar industri perbankan dan multifinance punya segmentasinya masing-masing.
"Kelas UMKM ini kan luas, UMKM [di multifinance] yang seperti apa dan UMKM di bank seperti apa. UMKM di kita itu yang levelnya mikro, mikro itu yang mungkin utangnya dengan jaminan BPKB motor, mobil, itu kan motor berapa sih nilainya, yang bank sebenarnya tidak bermain," ujarnya.