Bisnis.com, JAKARTA — PT Mandiri Utama Finance (MUF) menyambut baik keputusan Bank Indonesia yang menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5%.
Penurunan ini dinilai berpotensi memberikan dampak positif terhadap industri multifinance, termasuk dari sisi efisiensi biaya dana (cost of fund) dan daya tarik penawaran ke konsumen.
Direktur Mandiri Utama Finance Dapot Parasian S. Sinaga mengatakan pihaknya melihat peluang untuk mendapatkan pendanaan atau cost of fund dengan biaya yang lebih kompetitif dari perbankan.
“Hal ini akan mendukung strategi penyaluran pembiayaan MUF ke depan agar lebih efisien, serta memperkuat daya saing perusahaan dalam menawarkan solusi pembiayaan kepada konsumen,” katanya kepada Bisnis, Kamis (21/8/2025).
Dia meneruskan, perusahaan tentunya memiliki waktu penyesuaian untuk menindaklanjuti penurunan BI Rate tersebut. Ini karena perlu mempertimbangkan faktor lain seperti struktur pendanaan yang sudah berjalan, kondisi pasar, dan manajemen risiko.
Selain itu, lanjutnya, perusahaannya akan melihat langkah bank terlebih dahulu. Bila bank sudah melakukan penyesuaian BI Rate, maka MUF pun akan langsung mengadopsinya dalam waktu cepat.
Baca Juga
“Namun demikian, MUF terus berupaya agar perubahan suku bunga acuan dapat direspons dengan strategi pendanaan yang tepat, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh konsumen, termasuk kemungkinan penyesuaian bunga pembiayaan secara bertahap,” jelas dia.
Dapot melanjutkan, MUF optimistis penurunan BI Rate dapat mendorong minat masyarakat untuk mengambil pembiayaan (kredit). Dia juga berharap keputusan ini dapat meningkatkan daya beli konsumen dan mendukung pertumbuhan pasar otomotif di Indonesia.
“Dari sisi permintaan, kami optimistis bahwa penurunan BI Rate dapat mendorong minat masyarakat untuk mengambil pembiayaan, khususnya pada segmen kendaraan yang menjadi fokus MUF,” tuturnya.
Lebih jauh, Dapot mengemukakan bahwa MUF tetap optimistis terhadap prospek pertumbuhan pembiayaan pada kuartal III/2025. Terlebih, dia memandang momentum penurunan BI Rate ini sebagai katalis positif untuk meningkatkan permintaan.
“Sekaligus memperkuat kinerja pembiayaan MUF. Saat ini target pembiayaan baru MUF tahun 2025 sebesar Rp25 triliun tetap kami jaga, meskipun tetap berhati-hati terhadap perkembangan pasar dan industri,” pungkasnya.
Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada Rabu (20/8/2025) kembali memangkas suku bunga acuan BI Rate sebesar 25 bps menjadi 5%. Keputusan Bank Indonesia itu mempertimbangkan penilaian terhadap kondisi makro dan mikroprudensial selama beberapa bulan terakhir.
"Dengan mendasarkan asesmen proyeksi dan berbagai arah ke depan tersebut, Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada tanggal 19 dan 20 Agustus 2025 memutuskan untuk menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 5%," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo melalui video conference, Rabu (20/8/2025).
Kemudian, BI juga menurunkan suku bunga Deposit Facility sebesar 25 bps menjadi 4,25% dan suku bunga Lending Facility 25 bps menjadi 5,75%.
Menurut Perry kebijakan bank sentral konsisten dengan rendahnya perkiraan inflasi tahun 2025 dan 2026, terjaganya stabilitas nilai tukar rupiah dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai dengan kapasitas perekonomian.