Bisnis.com, JAKARTA - Pertumbuhan dana murah atau current account saving account (CASA) PT Bank Mandiri Syariah (BSM) sepanjang 2017 menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan.
Direktur Keuangan dan Strategi Bank Syariah Mandiri Ade Cahyo Nugroho mengatakan pertumbuhan tersebut disebabkan oleh peningkatan dana giro sebesar 29% dan dana tabungan sebesar 13%.
"BSM fokus pada pertumbuhan dana murah [sepanjang 2017] sehingga bisa kita lihat total CASA kami sudah mencapai Rp40,3 triliun atau tumbuh 16% dari posisi sebelumnya Rp34,6 triliun," ujarnya dalam paparan kinerja Bank Syariah Mandiri di Jakarta, Kamis (8/3/2018).
Strategi yang sama akan dilakukan oleh BSM tahun ini guna mengoptimalkan pembiayaan pada segmen ritel yang juga menjadi fokus pertumbuhan bisnis anak perusahaan PT Bank Mandiri (persero) Tbk.
Sementara itu, kecukupan modal BSM (capital adequecy ratio/CAR) mengalami perbaikan sebesar 15,86%, karena ada suntikan modal dari perusahaan induk sebesar Rp500 miliar pada tahun lalu.
Dengan demikian, total ekuitas BSM sepanjang tahun lalu tercatat tumbuh 14,4% dari Rp6,39 pada 2016 menjadi Rp7,3 triliun.
Ade menyampaikan, dari sisi pembiayaan pertumbuhannya memang relatif moderat sebesar 9,2% dengan proporsi pembiayaan pada segmen ritel tumbuh 11,48% secara year on year (yoy) menjadi Rp34,3 triliun
Sementara itu, untuk pembiayaan pada segmen wholesale ikut mengalami pertumbuhan meskipun lebih rendah dari pembiayaan dari segmen ritel yaitu sebesar 5,5% menjadi Rp26,12 triliun.
Direktur Utama Mandiri Syariah Toni EB Subari berpendapat bahwa sistem perbankan syariah, khususnya untuk bisnis pembiayaan, cenderung mengarah pada pembiayaan untuk nasabah individu.
"[Untuk] pembiayaan kita fokus di ritel, karena analisa kami kesyariahan itu nempelnya di individu sehingga kita lebih mengarah ke ritel. Kita lihat juga negara kita ini pertumbuhan UMKM dan UKM cukup besar," kata Toni.