Bisnis.com, JAKARTA – PT Bank Neo Commerce Tbk. atau BNC (BBYB) mengungkapkan strategi menghadapi persaingan industri bank digital di Indonesia yang kian semarak.
Direktur Bisnis BNC Aditya Wahyu Windarwo menilai bahwasanya animo industri perbankan untuk merambah layanan berbasis digital masih tinggi hingga saat ini, sehingga kompetisi dalam menggaet pasar menjadi tak terhindarkan.
“Tetapi kami cukup yakin, karena hingga saat ini Bank Neo Commerce adalah bank dengan jumlah registered user yang besar di Indonesia, kita ada lebih dari 25 juta,” katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (19/12/2024).
Menurutnya, jumlah pengguna ini menjadi pembeda BNC dari pemain bank digital lainnya, terutama dalam mendongkrak pertumbuhan kinerja.
Keunggulan berikutnya menurut Aditya adalah dari sisi fleksibilitas transaksi. Sebagai pemain baru, pihaknya berupaya mengoptimalkan layanan bagi segmen nasabah yang disasar.
Dia lantas memaparkan bahwa sejak awal BNC berfokus pada segmen nasabah menengah ke bawah, meskipun tak menutup pintu bagi segmen di atasnya. Hal ini dinilai menjadi salah satu taktik dalam menjaga angka pertumbuhan nasabah.
“Jadi, saya rasa persaingan [bank digital] itu biasa-biasa saja dan dalam jangka waktu 4 tahun itu masih sangat singkat untuk melihat perkembangan daripada perbankan berbasis digital ini ke depannya,” tutur Aditya.
Berdasarkan catatan Bisnis, Bank Neo Commerce mencatatkan laba bersih Rp4,06 miliar pada kuartal III/2024, berbalik dari kondisi rugi sebesar Rp566,06 miliar kuartal III/2023.
Bank dengan pemegang saham pengendali PT Akulaku Silvrr Indonesia dan Rockcore Financial Technology Co. Ltd (Akulaku Group) ini telah menyalurkan kredit sebesar Rp9,26 triliun, terkoreksi sebesar 15,54% secara tahunan dari posisi September 2023 yang sebesar Rp10,97 triliun.
BNC juga mencatatkan perolehan Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp14,14 triliun per September 2024, terkoreksi sebesar 7,59% dari realisasi Rp15,30 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.