Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Masuk Bulan Puasa, Komoditas Sandang Berjaya

Komoditas sandang menunjukkan peningkatan pejualan yang signifikan selama Februari dan Maret.
Direktur Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka Kementerian Perindustrian Muhdori (tengah) bersama Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat (kedua kanan) mengamati mesin tekstil, seusai membuka pameran Indo Intertex 2018, di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (4/4/2018)./JIBI-Endang Muchtar
Direktur Industri Tekstil, Kulit, Alas Kaki dan Aneka Kementerian Perindustrian Muhdori (tengah) bersama Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat (kedua kanan) mengamati mesin tekstil, seusai membuka pameran Indo Intertex 2018, di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Rabu (4/4/2018)./JIBI-Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA - Komoditas sandang menunjukkan peningkatan pejualan yang signifikan selama Februari dan Maret.

Berdasarkan Survei Bank Indonesia, indeks penjualan riil (IPR) pada Februari tumbuh 1,5% (yoy), meningkat dari -1,8% (yoy) pada bulan sebelumnya. Peningkatan penjualan terutama terjadi pada kelompok barang lainnya, terutama subkelompok komoditas sandang yang meningkat hingga 10,2% (yoy).

Sementara itu, pada Maret IPR tumbuhan sebesar 1,7% yoy. Peningkatan penjualan masih didorong oleh pertumbuhan penjualan kelompok barang lainnya, terutama subkelompok komoditas sandang yang tumbuh hingga mencapai 11,5% (yoy).

Menanggapi survei tersebut, Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ade Sudrajat mengatakan, peningkatan penjualan ritel merupakan hal yang wajar, karena sudah memasuki bulan puasa dan libur lebaran.

"Itu hasilnya wajar wajar-wajar saja sih," katanya kepada Bisnis, Selasa (10/4/2018).

Bahkan, katanya, memasuki puncak lebaran nanti pertumbuhan penjualan diperkirakan akan mencapai hingga 25%, yang mana terjadi pada April dan Mei.

Hanya saja, dia meminta pemerintah untuk dapat mensinkronisasi antara peraturan pemerintah pusat dan pemerintah daerah, karena sering terjadi ambatan berusaha di daerah.

"Kita kesatuan, kalau dalam pelaksanaannya adalah otomoni daerah, yang masih ada raja-raja kecil," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : M. Richard
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper