Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BJB Bakal Lebih Agresif Pada Kuartal II

Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. membuka awal 2018 dengan berhasil mencatatkan pertumbuhan kinerja yang positif.
Direktur Utama Bank BJB Ahmad Irfan (tengah) didampingi jajaran direksi dan komisaris berfoto bersama seusai memaparkan kinerja perusahaan di Jakarta, Jumat (27/10)./ANTARA-Widodo S Jusuf
Direktur Utama Bank BJB Ahmad Irfan (tengah) didampingi jajaran direksi dan komisaris berfoto bersama seusai memaparkan kinerja perusahaan di Jakarta, Jumat (27/10)./ANTARA-Widodo S Jusuf

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. membuka awal 2018 dengan berhasil mencatatkan pertumbuhan kinerja yang positif.

Outstanding kredit bank bjb tercatat sebesar Rp71 triliun, atau tumbuh sebesar 13,2% dibandingkan dengan posisi yang sama pada tahun sebelumnya.

Pertumbuhan kredit ditopang dari Kredit Konsumer yang menjadi pilar pertama bisnis bank bjb, dimana segmen ini mampu tumbuh sebesar Rp2,7 triliun atau sebesar 6,2% year on year.

Salah satu pendorong pertumbuhan Kredit Konsumer yaitu meningkatnya pertumbuhan Kredit Pensiunan yang naik menjadi Rp10,6 triliun.

Segmen lain yang memberikan kontribusi tinggi bagi Perseroan adalah Kredit Korporasi dan Komersial yang berhasil tumbuh Rp3,4 triliun atau 38% year on year hingga mencapai Rp12,6 triliun.

Total kenaikan kredit korporasi dan komersial ini sebagian besar merupakan kredit-kredit yang bersumber dari proyek pemerintah (APBD/APBN) serta kredit lain yang tingkat risikonya relatif rendah dan terukur.

Disamping itu segmen Mikro, berhasil tumbuh 32,5% year on year yang disalurkan melalui BPR dan LKM serta Mikro dengan model clustering sehingga kualitas kredit UMKM ini dapat terjaga dengan baik.

Direktur Utama Bank BJB, Ahmad Irfan mengaku optimistis pertumbuhan kredit pada triwulan II/2018 akan lebih agresif dibandingkan triwulan pertama tahun ini.

"Apalagi untuk program yang berkaitan dengan APBN/APBD baru akan mulai di Mei, Juni, Juli yang biasanya ditandai dengan banyaknya garansi bank. Proyek proyek akan mulai kencang di Mei, jadi artinya triwulan ke depan akan lebih agresif," tuturnya di Analyst Meeting Q1 Tahun 2018 di Glass House, Hotel Ritz Carlton Pacific Palace, Jakarta Jumat (20/4).

Irfan menyampaikan bahwa dalam membuka awal tahun ini Bank BJB berhasil melakukan efisiensi yang terlihat dari Cost to Income Ratio yang mengalami penurunan dari 68,9% di Triwulan I /2017 menjadi 62,7% di Triwulan I/2018.

Efisiensi biaya operasional dibarengi dengan pengelolaan kredit yang baik, yang tercermin dari stabilnya rasio NPL, dimana per Triwulan I/2018, NPL gross sebesar 1,6%, jauh dibawah rasio NPL insuatri per Februari 2018 sebesar 2,88%.

Berbagai indikator penting dalam rasio keuangan cukup terjaga dengan baik, dimana selain profitabilitas bank yang positif, BJB juga secara konsisten berhasil menjaga tingkat efisiensi serta kualitas aset.

Total Aset (tidak termasuk anak perusahaan) tercatat mencapai sebesar Rp110,8 triliun atau tumbuh sebesar 13% year on year.

Sementara pada sisi pendanaan Bank BJB berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan dengan didukung pengembangan IT yang baik, demi mempermudah layanan transaksi nasabah.

Hal tersebut menjadi salah satu strategi Bank BJB untuk meningkatkan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK). Pada Tiwulan I/2018. Bank BJB berhasil mencatatkan DPK sebesar Rp87 triliun atau tumbuh sebesar 11,3 % year on year, di atas pertumbuhan industri per-Februari 2018 sebesar 8,44%.

Pada Triwulan I 2018, perseroan juga berhasil mencatat pertumbuhan Fee Based Income sebesar 54,3%. Kontribusi positif ini berhasil membawa Laba sebelum CKPN di Triwulan I 2018 sebesar Rp658 miliar, naik 11,6% year on year. Adapun laba bersih tercatat sebesar Rp454 miliar.

Menurutnya rasio-rasio keuangan dapat terjaga dengan baik dimana Net Interest Margin (NIM) berada pada level 6%, ROA dan ROE berada pada level 1,6% dan 17,2%.

"LDR juga berada pada level yang sehat yakni sebesar 81,6% dan kami akan terus mengoptimalkan LDR ke level yang lebih tinggi agar NIM menjadi lebih optimal," ujarnya.

Adapun seiring dengan keberhasilan Bank BJB meningkatkan laba, maka rasio permodalan atau CAR terjaga di level 17,3%.

“Guna meningkatkan kualitas struktur pendanaan, pada triwulan II/2018 ini kami akan melakukan proses penerbitan Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) I Obligasi Bank BJB Tahap II Tahun 2018" tambahan Irfan.

Penerbitan surat berharga ini merupakan kelanjutan dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) I Obligasi bank bjb dan Obligasi Subordinasi Bank BJB tahap I tahun 2017, dengan total target dana yang diperoleh sebesar Rp2 triliun.

"Kami harapkan dengan adanya diversifikasi ini, dapat meningkatkan kualitas struktur pendanaaan yang kami miliki sehingga memberikan keleluasaan bagi BJB dalam melakukan ekspansi kredit di masa-masa yang akan datang," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper