Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bunga bank tetap tinggi, itu salah deposan besar?

JAKARTA: Pemaksaan penurunan suku bunga kredit masih akan tersandera tingginya beban biaya dana yang diminta oleh deposan besar. Terlebih lagi, mereka melihat kebutuhan likuditas perbankan besar di tengah ekspansi kredit yang membumbung tinggi.Ekonom

JAKARTA: Pemaksaan penurunan suku bunga kredit masih akan tersandera tingginya beban biaya dana yang diminta oleh deposan besar. Terlebih lagi, mereka melihat kebutuhan likuditas perbankan besar di tengah ekspansi kredit yang membumbung tinggi.Ekonom Senior ISEI Mirza Adityaswara mengatakan deposan di Indonesia masih sulit untuk menerima suku bunga deposito di bawah angka inflasi. Pasalnya margin dinilai tergerus kenaikan harga.“Bisa nggak bunga deposito di bawah inflasi? Negara lain sih bisa. Tapi sebenarnya kondisi sekarag sudah membaik, dengan inflasi 4,5% BI rate 6%. Itu artinya risiko sudah membaik dari sebelumnya yang pernah selisih 5%,” ujarnya siang ini.Selain itu, sambungnya, rasio kredit terhadap dana (loan to deposit ratio/LDR) perbankan juga cukup besar, sehingga tingkat ketergantungan pada likuiditas cukup besar. Hal itu bisa dilihat dari LDR sejumlah bank yang di atas 90%.LDR perbankan hingga September 2011 mencapai 81,36%, naik dari periode sebelumnya 77,06%. Namun, jika PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk keluar dari perhitungan, LDR bank nasional di atas 90%, karena rasio intermediasi kedua bank itu berada di bawah rata-rata industri.Kondisi tersebut, kata Mirza, dilihat oleh para deposan besar, sehingga meminta imbal hasil tinggi, bahkan di atas BI Rate. “Ini kenapa deposan besar, seperti BUMN masih bisa ‘main-mainkan’ bank. Mereka tahu kondisinya,” tegasnya.Menurutnya, tren tersebut akan mempengaruhi ekspansi bisnis perbankan tahun depan, karena kebutuhan likuiditas akan semakin besar untuk membiayai ekspansi kredit. Dia sendiri mentaksir pertumbuhan kredit mencapai 23% sejalan dengan pertumbuhan ekonomi 6,5% dan inflasi 4,7%.Guna memastikan transmisi kebijakan moneter, BI berjanji akan mengawal menurunkan bunga kredit melalui rencana bisnis bank (RBB). Dalam RBB, bank diminta mencantumkan rencana aksi efisiensi guna menurunkan bunga kredit. Bank akan diberikan sanksi jika tak menjalankan aksi itu.Mirza menambahkan ‘pemaksanaan’ penurunan bunga kredit akan berdampak kepada minat investor dalam menambah modal. Pasalnya penurunan bunga sama saja dengan memangkas margin bank, sehingga ekspektasi kedepan investasi sektor perbankan di Indonesia akan menurun. (faa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Saeno
Editor : Dara Aziliya

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper