JAKARTA: PT Bank CIMB Niaga Tbk mengumumkan penunjukkan Dato' Sri Nazir Razak sebagai Presiden Komisaris yang baru dalam jajaran Dewan Komisaris CIMB Niaga, menggantikan Dato' Mohd Shukri Hussin yang telah memasuki masa pensiun.Hal itu menjadi keputusan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa ("RUPSLB") CIMB Niaga yang diselenggarakan hari ini 26 Januari 2012.Masa jabatan Dato' Sri Nazir sebagai Presiden Komisaris CIMB Niaga, akan berlaku efektif terhitung sejak tanggal yang ditetapkan dalam surat persetujuan Bank Indonesia sampai dengan ditutupnya RUPS Tahunan CIMB Niaga untuk tahun buku 2012 yang akan diselenggarakan pada 2013.Selain menerima baik pengunduran diri Dato' Mohd Shukri dan menyetujui pengangkatan Dato' Sri Nazir, RUPSLB juga menyetujui perubahan jabatan untuk beberapa posisi.Posisi Roy Edu Tirtadji dari semula Wakil Presiden Komisaris (merangkap Komisaris Independen) menjadi Komisaris (merangkap Komisaris Independen) dan Glenn Muhammad Surya Yusuf dari semula Komisaris menjadi Wakil Presiden Komisaris CIMB Niaga, yang akan berlaku efektif terhitung sejak tanggal yang ditetapkan dalam surat persetujuan BI).Berikut ini komposisi dewan komisaris CIMB Niaga:Presiden Komisaris Dato' Sri Nazir Razak*Wakil Presiden Komisaris Glenn Muhammad Surya Yusuf*Komisaris (merangkap Komisaris Independen) Roy Edu TirtadjiKomisaris (merangkap Komisaris Independen) Sri Hartina Urip SimeonKomisaris (merangkap Komisaris Independen) Zulkifli M. Ali Komisaris (merangkap Komisaris Independen) Ananda BarataKomisaris Joseph Dominic SilvaKomisaris Hamidah Naziadin(*) Keterangan :Berlaku efektif terhitung sejak tanggal yang ditetapkan dalam surat persetujuan BI.Dato' Sri Nazir, 45 tahun, kini menjabat sebagai Group Chief Executive/Managing Director CIMB Group Holdings Berhad (CIMB Group).Pada 1989, Nazir mulai bekerja untuk corporate advisory department CIMB, dan diangkat menjadi Chief Executive pada tanggal 1 Juni 1999. Nazir dipercaya memimpin CIMB Group dalam bertransformasi dari bank investasi di Malaysia menjadi bank universal di kawasan regional dengan mengakuisisi G.K. Goh Securities dan Bumiputra-Commerce Bank pada 2005, Southern Bank pada 2006, serta Bank Lippo dan BankThai pada 2008.Sementara itu, Glenn Muhammad Surya Yusuf memiliki pengalaman 29 tahun lebih berkarir di sektor badan usaha dan keuangan, antara lain Direktur di Bank Niaga (1985-1994) dan menjabat sebagai ketua pertama Badan Penyehatan Perbankan (BPPN) selama periode 1998-2000.Glenn Yusuf sempat menjabat sebagai Presiden Direktur PT Danareksa (Persero) darin 1995-2001, dan Presiden Direktur PT Perusahaan Perkebunan London Sumatera Tbk sejak 2003 sampai 2007. Saat ini, beliau masih tercatat sebagai Komisaris PT Surya Citra Media Tbk sejak 2004, dan juga Independent Non-Executive Director, CIMB Group Holdings Berhad dari Januari 2010 sampai sekarang.Arwin Rasyid, Presiden Direktur CIMB Niaga mengungkapkan, perubahan jajaran kepemimpinan di Dewan Komisaris CIMB Niaga merupakan siklus rutin Perseroan. Hal itu, ujarnya dikarenakan Dato' Mohd. Shukri yang telah memasuki masa pensiun di CIMB Group."Dato' Sri Nazir, yang kemampuan dan pengalamannya sudah teruji memimpin CIMB Group yang telah berhasil berkiprah di kawasan regional, bersama Glenn, yang berpengalaman cukup lama di industri keuangan nasional, dapat memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi perkembangan bisnis CIMB Niaga," ujarnya dalam siaran pers, siang ini. (faa)
CIMB NIAGA: Nazir Razak & Glenn Yusuf pimpin dewan komisaris
JAKARTA: PT Bank CIMB Niaga Tbk mengumumkan penunjukkan Dato' Sri Nazir Razak sebagai Presiden Komisaris yang baru dalam jajaran Dewan Komisaris CIMB Niaga, menggantikan Dato' Mohd Shukri Hussin yang telah memasuki masa pensiun.Hal itu menjadi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Dara Aziliya
Editor : Dara Aziliya
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
4 jam yang lalu
Bank 'Putar Otak' Berkelit dari Tekanan Likuiditas
20 jam yang lalu