BISNIS.COM, JAKARTA—Perusahaan kontraktor pelat merah PT Hutama Karya (Persero) akan melakukan penawaran perdana dan paparan publik penerbitan obligasi, Kamis (30/5).
Dari aksi korporasi tersebut, perseroan menargetkan mampu meraup dana segar minimal Rp750 miliar.
Menurut informasi manajemen perseroan, penawaran perdana dan paparan publik obligasi akan digelar di The Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta.
Direktur Utama Hutama Karya Tri Widjajanto mengatakan pihaknya masih menunggu izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam rencana penerbitan obligasi Rp750 miliar yang dijadwalkan Juni 2013.
Setelah memperoleh izin dari lembaga itu, perseroan baru akan melakukan tahap selanjutnya, seperti paparan publik, due diligence, dan bookbuilding.
“Kebutuhan dana sangat mendesak untuk ekspansi bisnis perseroan sehingga kami berharap penerbitan obligasi bisa dilakukan secepat mungkin. Saat ini, masih on progress,” ujarnya kepada Bisnis beberapa waktu lalu.
Manajemen perseroan telah melakukan paparan publik terbatas (mini expose) dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) yang digelar 11 April 2013 lalu.
Selain itu, perseroan telah menggelar seleksi (beauty contest) terhadap tiga badan usaha milik negara (BUMN) yang akan bertindak sebagai penjamin emisi (underwriter) atas penerbitan surat utang tersebut.
Setelah dilakukan seleksi, akhirnya menunjuk dua perusahaan efek milik pemerintah PT Mandiri Sekuritas dan PT Danareksa Sekuritas sebagai penjamin emisi (underwriter) dalam rencana tersebut.
Dana hasil penerbitan surat utang tersebut akan digunakan untuk modal kerja dan investasi anak usaha, yakni membiayai sekitar 12 proyek investasi perusahaan tersebut, seperti jalan tol, properti, pembangkit listrik milik swasta (independent power plant/IPP), dan pelabuhan.
“Sebesar 60% dana akan digunakan untuk modal kerja dan 40% lainnya digunakan untuk investasi anak usaha selama 2 tahun ke depan,” ujar kata Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Ari Widiyantoro.