Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan penyelenggara fintech P2P lending PT Sahabat Mikro Fintek (Samir) mengaku terbuka untuk penjajakan fokus bisnis baru pada pembiayaan sektor produktif/UMKM.
Andreas, Direktur Teknologi Informasi Samir mengatakan saat ini fokus utama pembiayaan Samir memang berada di segmen konsumtif, terutama untuk pemenuhan kebutuhan rumah tangga dan gaya hidup produktif masyarakat kelas pekerja.
"Namun demikian, kami juga telah menyalurkan sebagian porsi pendanaan ke sektor UMKM dengan potensi pertumbuhan yang berkelanjutan. Kami tentu mencermati arah kebijakan regulator yang mendorong pembiayaan ke sektor produktif, dan pada prinsipnya sangat terbuka untuk menjajaki pengembangan portofolio di sektor tersebut," kata Andreas kepada Bisnis, Jumat (16/5/2025).
Berdasarkan keterangan dalam laman resmi Samir, perusahaan hingga hari ini mencatat total outstanding pembiayaan sebesar Rp378,08 miliar dengan jumlah borrower sebanyak 634.443. Dari sisi kualitas pinjaman, Tingkat Keberhasilan Bayar 90 hari (TKB90) Samir sebesar 100%, alias tidak ada kredit yang macet di atas 90 hari.
Andreas menambahkan Samir saat ini memang masih fokus pada pembiayaan konsumtif, namun perusahaan juga terus melakukan kajian internal untuk melihat opsi peralihan ke pinjaman produktif.
"Kami memahami bahwa salah satu tantangan utama dalam pembiayaan sektor produktif adalah keterbatasan data historis, pencatatan keuangan yang belum standar, serta belum terintegrasinya UMKM ke dalam rantai pasok formal," ujar Andreas.
Baca Juga
Meski demikian, sebagai upaya konkret Samir mendukung pemerintah meningkatkan pembiayaan produktif, Andreas mengatakan Samir senantiasa mendorong literasi keuangan UMKM melalui program edukasi dan pendampingan sebagai bagian dari komitmen perusahaan terhadap inklusi keuangan.
Andreas menambahkan, pembiayaan ke sektor produktif jelas memiliki potensi dampak ekonomi yang lebih luas, terutama dalam mendorong pertumbuhan bisnis lokal dan penciptaan lapangan kerja.
Dari sisi bisnis, menurutnya sektor produktif menawarkan peluang pembiayaan berulang atau repeat borrowing dengan nilai yang lebih besar seiring pertumbuhan usaha peminjam.
Namun, menurutnya dibandingkan pembiayaan konsumtif sektor produktif memiliki profil risiko yang berbeda, utamanya pada aspek verifikasi dan monitoring arus kas. Di sisi lain, pembiayaan konsumtif biasanya memiliki proses scoring yang lebih cepat dan risiko yang lebih terukur berdasarkan data perilaku pembayaran.
"Ke depan, Samir berkomitmen untuk menjaga keseimbangan portofolio dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian dan keberlanjutan bisnis, serta terus beradaptasi dengan arahan dan kebijakan regulator," pungkasnya.