BISNIS.COM, JAKARTA–PT Bank Mandiri Tbk meresmikan operasional kantor kas di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, terutama di kawasan Indonesia Timur.
Kantor tersebut merupakan cabang Bank Mandiri ke 1.813 di seluruh Indonesia dan ke 31 di wilayah Nusa Tenggara. Peresmian operasional kantor cabang dilakukan oleh Direktur Utama Bank Mandiri Budi G. Sadikin disaksikan Bupati Manggarai Selatan, Agustinus Ch Dulla di Labuan Bajo, NTT, pada Jumat (31/5/2013).
Budi Sadikin menjelaskan Labuan Bajo memiliki potensi yang sangat besar antara lain Sumber daya alam dan mineral, kekayaan laut serta pariwisata. Optimalisasi potensi tersebut akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah dan mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional.
“Dalam optimalisasi potensi tersebut, Bank Mandiri ingin meningkatkan peran dalam membantu mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi daerah melalui dukungan layanan perbankan. Langkah ini juga sesuai dengan dengan semangat kami untuk dapat berkiprah demi kemakmurkan negeri,” ujarnya dalam siaran persnya hari ini, Jumat (31/5/2013).
Saat ini, kantor kas Labuan Bajo memberikan layanan penarikan dan penyetoran tunai, pemindahbukuan, jual beli uang kertas asing, transaksi antar cabang, pembukaan rekening tabungan, giro, deposito, penggantian buku tabungan, kartu ATM, serta pendaftaran layanan electronic banking (SMS, Internet Banking, Mandiri Call).
“Ke depan, kantor kas Labuan Bajo akan ditingkatkan menjadi kantor cabang pembantu sehingga dapat juga menyalurkan pinjaman mikro kepada masyarakat sekitar,” ujarnya.
Pada tahun ini, Bank Mandiri berencana menambah 51 jaringan kantor dan 198 kantor mikro secara nasional. Khusus di Indonesia Timur, perseroan akan menambah 14 kantor dan 46 kantor mikro, termasuk kantor kas Labuan Bajo dan 2 kantor mikro lain di NTT.
Hingga Maret 2013, Bank Mandiri telah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp1,68 triliun di Nusa Tenggara, naik 42,1% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp1,18 triliun. Keberadaan Bank Mandiri di Nusa Tenggara juga didukung oleh kepercayaan masyarakat yang semakin baik.
Hal ini ditunjukkan dengan terus tumbuhnya dana pihak ketiga (DPK), dimana pada Maret 2013, penghimpunan dana masyarakat tumbuh 132% secara YoY menjadi Rp2,51 triliun, dimana Rp1,1 triliun merupakan kontribusi nasabah di Nusa Tenggara Barat dan Rp1,4 triliun dari NTT.