Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia (BI) melaporkan aliran modal asing di pasar keuangan domestik mencatatkan jual neto sebesar Rp16,24 triliun selama periode 28 Juli–1 Agustus 2025.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Ramdan Denny Prakoso mengatakan bahwa jumlah itu terdiri atas jual neto senilai Rp2,27 triliun di pasar saham dan Rp1,37 triliun di pasar surat berharga negara (SBN).
Sementara itu, jual neto di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) mencapai Rp12,60 triliun. Alhasil, total modal investor asing yang keluar mencapai Rp16,24 triliun.
“Berdasarkan data transaksi 28 Juli–1 Agustus 2025, nonresiden di pasar keuangan domestik jual neto Rp16,24 triliun,” ujar Ramdan dalam keterangan tertulis yang dikutip pada Sabtu (2/8/2025).
Di sisi lain, berdasarkan data setelmen sepanjang tahun berjalan hingga 31 Juli 2025, nonresiden tercatat jual neto Rp58,69 triliun di pasar saham dan Rp77,39 triliun di SRBI, serta beli neto Rp59,07 triliun di pasar SBN.
Sejalan dengan perkembangan tersebut, BI melaporkan premi risiko investasi (credit default swap/CDS) Indonesia tenor 5 tahun naik ke posisi 71,40 basis poin (bps) per 31 Juli 2025, dari sebelumnya 69,94 bps pada 25 Juli 2025.
Imbal hasil atau yield SBN tenor 10 tahun stabil di posisi 6,56%, sedangkan indeks dolar Amerika Serikat (DXY) menguat ke 99,97. Pada saat bersamaan, yield US Treasury (UST) Note 10 tahun turun ke level 4,37%.
Ramdan juga menyampaikan pada penutupan Kamis (31/7/2025), rupiah ditutup di level Rp16.450 per dolar Amerika Serikat (AS). Adapun, pada pembukaan Jumat (1/8/2025), rupiah berada di Rp16.500 per dolar AS.
Mengutip data Bloomberg, rupiah ditutup melemah 57 poin atau 0,19% ke Rp16.513 per dolar AS pada akhir pekan ini. Selain itu, indeks dolar AS terpantau mengalami penguatan sebesar 0,12% ke 100,09.
Adapun, sejumlah mata uang di Asia ditutup bervariasi. Yen Jepang menguat 0,12% dan mata uang dolar Hong Kong stagnan. Di sisi lain, dolar Singapura bersama won Korea Selatan melemah 0,02% dan 0,86% terhadap dolar AS.