BISNIS.COM, JAKARTA—Para investor sebaiknya mewaspadai nasabah dengan tingkat keuntungan tinggi (high-yield borrower) setelah pertumbuhan ekonomi yang melemah di Asia mengancam tingkat keuntungan, menurut Pacific Investment Management Co., manajer perusahaan pendapatan tetap terbesar dunia.
Sejumlah perusahaan di Asia, selain Jepang, mencatat peningkatan penjualan obligasi berperingkat rendah hingga tiga kali lebih besar atau US$19,2 miliar tahun ini dibandingkan US$6,85 miliar selama periode yang sama tahun 2012, menurut data yang dikompilasi Bloomberg.
Sementara ekonomi China akan melambat menjadi rerata 6% hingga 7,5% per tahun selama lima tahun mendatang dari 9% lima tahun sebelumnya. Namun kondisi tersebut bergantung pada pertumbuhan kawasan, menurut laporan Pimco yang berbasis di Newport Beach, California.
“Pertumbuhan lambat cocok dengan kredit berkualitas tinggi sehingga ada alasan alasan untuk waspada pada nasabah berpendapatan tinggi yang bisa memperburuk keadaan di mana keuntungan menjadi tantangan,” ujar kepala manajemen portofolio Tomoya Masanao sebagaimana dikutup Bloomberg, Selasa (11/6/2013).
Menurutnya, hal terpenting adalah bagaimana menghindari aset berisiko yang mengambil keuntungan murni dari likuiditas bank sentral di mana pengawasannya lemah secara fundamental. (ltc)