BISNIS.COM, BANDUNG—Bank BJB Tbk memutuskan tetap mempertahankan suku bunga kredit, walaupun biaya dana cenderung naik akibat ekspektasi inflasi dan kenaikan BI Rate.
Direktur Utama Bank BJB Bien Subiantoro mengatakan biaya dana banknya pada semester II/2013 akan sedikit melampaui 5%.
"Selama ini, biaya dana Bank BJB masih di bawah 5%. Kendati demikian, Bank BJB tidak akan segera meresponsnya dengan kenaikan suku bunga kredit," katanya usai peluncuran kartu ATM BJB Trail Versi 2 dan Workshop BJB e-tax di Lapangan Gasibu, Bandung, Minggu (30/6).
Bien mengatakan banknya berencana menaikkan suku bunga tabungan sebesar 50 basis poin--100 basis poin guna merespons kondisi pasar.
Dia mengatakan pertimbangan menunda kenaikan bunga kredit agar beban debitur yang terimbas kenaikan harga BBM bersubsidi dan ekspektasi inflasi tidak semakin berat.
Selain belum menaikkan suku bunga kredit, Bank BJB juga memutuskan tidak merevisi target pertumbuhan bisnis sepanjang tahun.
Bank BJB, lanjutnya, hanya akan mengubah komposisi target kredit, dengan memperbesar penyaluran pinjaman ke sektor yang dianggap lebih aman.
Dia memberi contoh target penyaluran kredit komersial yang awalnya dipatok sebesar Rp10 triliun, diubah hanya menjadi Rp7 triliun.
Sementara itu, sisanya akan dialihkan ke kredit konsumer termasuk kredit pemilikan rumah yang risikonya lebih terkendali.
Bank BJB mematok target kredit konsumer naik dari Rp26,1 triliun menjadi Rp29 triliun, sedangkan KPR ditarget naik dari Rp2 triliun menjadi Rp4 triliun.
"NPL kredit konsumer sangat kecil, hanya 0,27%. Realisasi penyaluran pinjaman itu per pekan lalu sudah mencapai Rp26,8 triliun. Untuk realisasi kredit KPR sudah mencapai Rp2,8 triliun," katanya.
Data Bank BJB mencatat realisasi kredit komersial telah mencapai Rp6 triliun, dan kredit mikro Rp5,5 triliun.