Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI Rate Naik, Profit Perbankan Bakal Tergerus

Bisnis.com, JAKARTA – Profitabilitas perbankan nasional terancam akibat penurunan margin bunga bersih serta pelambatan ekspansi kredit setelah bank sentral menaikan BI Rate menjadi 6,5%.

Bisnis.com, JAKARTA – Profitabilitas perbankan nasional terancam akibat penurunan margin bunga bersih serta pelambatan ekspansi kredit setelah bank sentral menaikan BI Rate menjadi 6,5%.

Halim Alamsyah, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), mengatakan margin bunga bersih (NIM) diprediksi akan turun akibat kenaikan bunga kredit tidak bisa mengimbangi peningkatan biaya dana.

“Simulasi kami menunjukkan bank itu cenderung menaikkan suku bunga deposito lebih cepat daripada bunga kredit. Ini artinya marginnya akan lebih ketat,” ujarnya Jumat (12/7/2013).

Sebenarnya, perbankan bisa mengkompensasi penurunan NIM tersebut dengan meningkatkan volume kredit perbankan. Namun, dengan kebijakan uang ketat dalam bentuk kenaikan BI Rate 50bps maka volume kredit diprediksi melambat mengikuti fundamental ekonomi Indonesia yang juga melambat.

Dody Budi Waluyo, Direktur Eksekutif Departemen Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI, mengatakan tujuan penaikan BI Rate 50bps agar dapat ditransmisikan dalam bentuk kenaikan bunga simpanan dan kredit. Akibatnya, tutur dia, maka kredit akan melambat sehingga berperan dalam pelambatan ekonomi domestik.

“Sebenarnya yang kami kejar adalah ekonomi domestik dapat melambat. Hal itu dapat membuat inflasi jadi lebih rendah, impor berkurang, sehingga tekanan transaksi berjalan juga membaik,” ujarnya.

Bank sentral telah merevisi turun pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5,8%--6,2%, seiring dengan proyeksi pelambatan ekonomi global. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II dan III diprediksi hanya 5,9%, sementara pada triwulan sebelumnya tercatat 6,02%.

Dody mengatakan dengan pertumbuhan ekonomi di bawah 6% maka pertumbuhan kredit akan berada di bawah pertumbuhan optimal yakni 21%--22%. Meski bank sentral tidak menyampaikan berapa pertumbuhan kredit bila ekonomi hanya tumbuh 5,8%, namun pelambatan pembiayaan sudah terlihat pada tengah tahun ini.

Hingga akhir Juni 2013, kredit perbankan tumbuh 20,4% dibandingkan dengan setahun lalu. Ekspansi kredit tersebut jauh lebih rendah dengan kinerja sepanjang 2012 yang tumbuh 23,1%. Pelambatan kredit terjadi secara gradual dengan posisi Mei 2013 masih tumbuh 21%.

Pelambatan pertumbuhan kredit, utamanya terjadi pada jenis segmen konsumsi yang hanya meningkat sekitar 18% dalam setahun terakhir. Sementara itu, kredit investasi dan modal kerja masih tumbuh di atas 20%, meski telah mengalami pelambatan

NIM perbankan nasional tercatat  5,42%, pada April 2013 turun sedikit dibandingkan dengan posisi akhir 2012 sebesar 5,49%. Sementara laba bersih perbankan nasional tercatat Rp32,65 triliun, tumbuh 16,27% dibandingkan dengan setahun lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : donald banjarnahor
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper