Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyoroti sejumlah tantangan sekaligus peluang yang dihadapi sektor perbankan dalam melantai di bursa atau melakukan penawaran umum perdana saham alias inital public offering (IPO) di tengah dinamika pasar global yang fluktuatif.
Kepala Eksekutif Pasar Modal, Derivatif Keuangan, dan Bursa Karbon OJK, Inarno Djajadi, menjelaskan bahwa kondisi makroekonomi global yang penuh tekanan serta volatilitas pasar menjadi tantangan signifikan tidak hanya bagi perbankan, tetapi juga bagi calon emiten dari sektor lainnya.
"Timing yang tepat dan valuasi saham yang optimal sangat krusial di tengah gejolak pasar global. Ini menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan yang ingin melakukan IPO," kata Inarno, dikutip Senin (12/5/2025).
Inarno tetap melihat adanya peluang bagi bank untuk masuk ke pasar modal. Meskipun investor kini cenderung lebih berhati-hati dan selektif dalam menempatkan dananya. "Transparansi serta tata kelola yang baik serta model bisnis yang adaptif menjadi faktor kunci keberhasilan daripada IPO," tuturnya.
Dengan kata lain, meskipun tantangan eksternal cukup besar, peluang untuk sukses tetap terbuka bagi bank yang mampu menunjukkan kesiapan, integritas, dan arah bisnis yang jelas.
Terkait dengan hal ini, sebelumya Bank DKI dikabarkan akan IPO. Namun Inarno menyebut pihaknya belum menerima konsultasi atau pernyataan pendaftaran atas IPO Bank DKI. Hal ini sebelumnya juga telah disampaikan oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae.
Baca Juga
Dian menyebut OJK senantiasa mendorong bank untuk terus memberikan nilai tambah strategis bagi seluruh stakeholders dan mendukung pendalaman pasar keuangan.
"Salah satunya dengan melakukan penawaran umum perdana saham guna memperkuat permodalan dalam rangka pertumbuhan bisnis, meningkatkan transparansi dan tata kelola dengan status perusahaan terbuka," kata Dian dalam jawaban tertulis, Senin (28/4/2025).
Selain itu, Dian menyebut OJK mendorong semua BPD untuk bisa IPO ataupun menerbitkan obligasi. Akan tetapi, kata dian, suksesnya IPO tersebut dan perlindungan terhadap investor, seluruh BPD akan diarahkan untuk memenuhi prasyarat mendasar. Misalnya, disiplin fiskal pemerintah daerah, profesionalisme, tata kelola, rentabilitas dari bank, dan rating yang baik dari lembaga pemeringkat yang kredibel.
Adapun Bank DKI telah mendapat restu untuk menggelar Penawaran Umum Perdana Saham (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Restu tersebut ditetapkan dalam Rapat menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Bank DKI Tahun Buku 2024 pada Rabu (30/04/2025)
“RUPST memberikan kewenangan kepada Direksi dan Dewan Komisaris untuk segala penyesuaian dan persiapan yang diperlukan untuk melaksanakan IPO. Termasuk melakukan kajian secara komprehensif serta memperhatikan kondisi perekonomian domestik maupun global dan kondisi pasar saham di BEI,” ujar Direktur Utama Bank DKI, Agus H. Widodo dikutip dalam keterangan resmi, Rabu (30/4/2025).
Selain lampu hijau untuk IPO, dia menuturkan RUPST Bank DKI juga telah memberikan persetujuan penambahan Modal Ditempatkan/Disetor Perseroan sebesar jumlah yang ditetapkandalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan Tahun Anggaran 2024 (selanjutnya disebut APBD-P Tahun 2024).