Bisnis.com, JAKARTA — PT Asuransi Allianz Life Indonesia menyampaikan ketertarikannya untuk terus berinvestasi di instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia alias SRBI, surat berharga keluaran bank sentral itu.
Berdasarkan laporan keuangannya, Allianz Life memiliki SRBI dalam portofolio investasinya sejak 2023. Pada tahun pertama itu, perusahaan tersebut mengoleksi SRBI sebesar Rp28,7 miliar.
Kemudian, pada 2024 jumlahnya naik mencapai Rp149,3 miliar. Teranyar, pada semester I/2025 Allianz Life mengoleksi SRBI hingga Rp242,7 miliar.
Chief Investment Officer Allianz Life Indonesia Ni Made Daryanti mengungkapkan perusahaannya melihat SRBI ini cukup menarik bila dibandingkan dengan instrumen pasar uang lainnya.
“Kami melihat SRBI masih cukup menarik jika dibandingkan dengan instrumen pasar uang lain,” katanya kepada Bisnis, Senin (25/8/2025).
Ni Made melanjutkan, Allianz Life yakin bahwa peluang investasi selalu ada pada berbagai pilihan instrumen, baik itu di pasar uang, obligasi hingga saham.
Baca Juga
“Oleh karena itu, kami menerapkan strategi alokasi yang terdiversifikasi dan dinamis sesuai mandat masing-masing sub dana, dengan tetap mengacu pada strategi investasi yang tercantum dalam fund fact sheet,” ucap dia.
Sementara itu, Ketua Bidang Pengembangan dan Pelatihan SDM Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Handojo G. Kusuma mengatakan instrumen SRBI masih cukup menarik untuk industri asuransi jiwa, meski di satu sisi juga harus melihat penyesuaian pasar uang.
Menurutnya, di industri asuransi jiwa dominannya menaruh investasi di instrumen yang berjangka panjang. Pasalnya, saat ini pendapatan premi pun didominasi oleh produk tradisional.
“Produk kita sudah banyak mulai masuk ke arah tradisional, justru kita butuh instrumen yang jangka panjang, misalnya obligasi pemerintah dan segala macam. Itu akan membuat aset kita menjadi stabil ke depannya,” tuturnya seusai konferensi pers di Kantor AAJI, Jakarta, Jumat (22/8/2025).
Berdasarkan catatan Bisnis, saat ini Industri asuransi umum tercatat sebagai pemegang terbanyak SRBI di sektor asuransi swasta per Mei 2025, yakni mencapai Rp2,6 triliun. Industri asuransi jiwa tercatat menggenggam SRBI Rp2,11 triliun, sedangkan reasuransi hanya Rp90,2 miliar.
Pada 2024 sebenarnya industri asuransi jiwa mengoleksi SRBI lebih banyak, tetapi posisinya mulai berubah pada akhir tahun, ketika industri asuransi umum belanja instrumen itu lebih banyak. Sebaliknya, sejak November 2024 industri asuransi jiwa mulai mengurangi penempatan investasi di SRBI.