Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Indonesia Yakin The Fed Bakal Tahan Suku Bunga, Bagaimana Arah BI Rate?

The Fed dijadwalkan mengumumkan hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada Rabu (7/5/2025) atau Kamis (8/5/2024) dini hari waktu Indonesia.
Logo Bank Indonesia (BI) di kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta pada Kamis (23/11/2023). / Bloomberg-Rosa Panggabean
Logo Bank Indonesia (BI) di kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta pada Kamis (23/11/2023). / Bloomberg-Rosa Panggabean

Bisnis.com, JAKARTA — Bank Indonesia meyakini The Fed masih akan menahan suku bunga Fed Fund Rate pada pertemuan hari ini, di tengah dorongan pemangkasan oleh Donald Trump.

Kepala Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas (DPMA) Bank Indonesia (BI) Erwin Gunawan Hutapea melihat Ketua The Fed Jerome Powell akan lebih memilih mempertahankan kisaran suku bunga Fed Fund Rate (FFR) 4,25%—4,5% demi menjaga inflasi. 

Pada dasarnya mandat bank sentral memang untuk mendorong pertumbuhan dan menjaga stabilitas inflasi di luar menjaga nilai tukar. 

“Inflasi turun lebih lambat dari perkiraan, kekhawatiran terhadap pertumbuhan belum, mereka lebih khawatir terhadap inflasi,” ujarnya dalam Taklimat Media di Gedung Thamrin BI, Rabu (7/5/2025).

The Fed dijadwalkan mengumumkan hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada Rabu (7/5/2025) atau Kamis (8/5/2024) dini hari waktu Indonesia. 

Erwin menyampaikan bahwa kondisi pertumbuhan ekonomi di Amerika yang akan terkoreksi disertai dengan defisit transaksi perdagangan mereka yang lebih buruk daripada perkiraan, menimbulkan tekanan kepada Fed untuk melakukan pemangkasan. 

Sementara itu, sejumlah bank sentral nyatanya melakukan pemangkasan lebih cepat dari bank sentral Amerika Serikat (AS) tersebut. Misalnya, Bank Sentral Filipina yang memangkas 25 basis poin pada bulan lalu, menjadi 5,5%. 

Teranyar, Bank Sentral China (The People's Bank of China/PBOC) memangkas suku bunga acuan seven-day reverse repurchase rate dari 1,5% menjadi 1,4% serta memangkas rasio giro wajib minimum sebanyak 0,5%. 

Erwin menyampaikan bahwa potensi pemangkasan di bank sentral negara lain, termasuk Indonesia, pada dasarnya memiliki faktor pertimbangan lain. 

“Karena begitu kita cutting rate dalam konteks konstelasi yang sedang bergerak sangat dinamis, ini kan sangat mempengaruhi bagaimana investor global itu akan melakukan rebalancing portofolio mereka di tengah beberapa bank sentral melakukan perubahan di tengah risiko yang ada,” jelasnya. 

Melansir dari Bloomberg, Rabu (7/5/2025), Bank Indonesia diperkirakan akan melanjutkan pelonggaran moneter setelah mempertahankan suku bunganya tidak berubah selama tiga pertemuan berturut-turut, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah-tengah kenaikan tarif dan ketidakpastian kebijakan perdagangan.

Para ekonom memperkirakan penurunan seperempat poin pada suku bunga acuan Bank Indonesia menjadi 5,5% di akhir kuartal kedua, menurut survei Bloomberg terbaru. Mereka melihat penurunan lebih lanjut sebesar 25 basis poin di kuartal ketiga, yang akan membawa suku bunga acuan menjadi 5,25% di akhir tahun.

Terpisah, peneliti Makroekonomi dan Pasar Keuangan di LPEM FEB UI Teuku Riefky pun meyakini BI masih akan menahan suku bunga acuan, sekalipun memiliki stance pro growth. 

Riefky melihat rupiah yang bergerak menguat akhir-akhir ini masih memiliki potensi tekanan depresiasi semakin besar lagi apabila dilakukan pemangkasan BI Rate. 

“Ini yang kemudian menjadi pertimbangan BI ke depannya, sebetulnya lebih dipengaruhi rupiah ketimbang pertumbuhan ekonomi. Sehingga lebih mungkin BI mempertahankan stance pro growth dari KLM ketimbang suku bunga,” ujarnya kepada Bisnis, Rabu (7/5/2025). 

Adapun, Bank Indonesia akan menggelar Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 20—21 Mei 2025 mendatang. 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper