Bisnis.com, JAKARTA--Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah mengatakan perlambatan ekonomi Tanah Air akan meningkatkan rasio kredit bermasalah (NPL) dari industri perbankan, kendati tidak signifikan.
"Hasil stress test [uji ketahanan] perbankan, sejauh ini menunjukan NPL memang tergantung dari kegiatan ekonomi. Kalau ekonomi agak menurun, memang ada kemungkinan naik, tetapi kecil banget," ujarnya, Senin (26/8/2013).
Dia menjelaskan setiap penurunan produk domestik bruto sekitar 1% akan menaikan NPL sekitar 0,2%--0,3%. Atas dasar itu, dia berpandangan kenaikan NPL akibat perlambatan ekonomi tidak akan signifikan karena bank sentral optimistis PDB akan tumbuh ke batas bawah kisaran 5,8%--6,2%.
“Kalau PDB turun hanya 0,1%--0,2% maka NPL tidak terpengaruh atau kenaikan kecil sekali,” ujarnya.
Halim menambahkan sektor penyaluran kredit yang akan terpengaruh pertumbuhan ekonomi adalah usaha yang berkaitan dengan ekspor serta konsumsi domestik.
Hingga akhir Juni, rasio kredit bermasalah cukup terkendali dengan posisi NPL gross sebesar 1,9%, jauh di bawah batas tingkat kesehatan bank yang ditetapkan 5%.