Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pertumbuhan PMA Diprediksi Melambat Gara-Gara Pemilu

Bank Mandiri memproyeksi pertumbuhan penanaman modal asing akan melambat pada tahun depan karena, faktor ketidakpastian pada pemilu 2014 serta rencana pengurangan stimulus moneter Amerika Serikat.

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Mandiri memproyeksi pertumbuhan penanaman modal asing akan melambat pada tahun depan, karena faktor ketidakpastian pada pemilu 2014 serta rencana pengurangan stimulus moneter di Amerika Serikat.

Destry Damayanti, Kepala Ekonom Bank Mandiri, mengatakan perseroan memproyeksi perrtumbuhan penanaman modal asing (PMA) pada 2014 sekitar 15—18%  dari tahun sebelumnya .

Proyeksi tersebut lebih rendah dengan realisasi PMA Januari—September 2013 yang mencapai 199,2 triliun, tumbuh 21,3% dari setahun lalu. “2014 merupakan tahun politik. Investor biasanya menunda dulu untuk berinvestasi sampai ada kepastian hasil Pemilu,” ujarnya, Kamis (6/11/2013).

Faktor lain yang mempengaruhi, tuturnya, adalah ketidakpastian ekonomi global terutama pada rencana pengurangan stimulus moneter (tapering) serta negosiasi penaikan batas utang (debt ceiling) di negeri Amerika Serikat.

Bank Mandiri memperkirakan Presiden Barack Obama akan mengurangi program kesehatannya (Obama Care) guna mendapatkan persetujuan dari Partai Republik dalam menaikan debt ceiling. “Sehingga pertumbuhan ekonomi AS mungkin tidak setinggi yang diharapkan dan rencana tapering ditunda pada tahun depan,” ujar Destry.

Hal tersebut, menurutnya, merupakan faktor positif bagi negara berkembang seperti Indonesia, karena rencana tapering akan berdampak pada depresiasi mata uang dari berbagai negara.

Sebenarnya, kata Destry, ada beberapa faktor domestik yang dapat mendorong PMA seperti beberapa kebijakan relaksasi di bidang mineral dan tambang serta revisi daftar negatif investasi. “Namun hal ini membutuhkan aturan turunan untuk diimplementasikan,” jelasnya.

Sementara itu, pemeritah dan Bank Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah untuk menekan defisit neraca transaksi berjalan yang masih di atas ekspektasi. Penurunan defisit neraca transaksi berjalan diperkirakan belum bisa berjalan cepat.

“Kami memproyeksi BI Rate akan naik 25bps lagi menjadi 7,5% pada tahun ini untuk mengendalikan defisit transaksi berjalan,” jelasnya

Namun dia memperkirakan kenaikan bunga tersebut akan berjalan singkat karena bank sentral mulai menurunkan BI Rate pada akhir triwulan III atau awal Triwulan IV/2014. “Ekspektasi inflasi saat ini sekitar 8,7% sementara pada tahun depan sekitar 5,5%, sehingga kami proyeksi akan ada penurunan bunga,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama Direktur Finance & Strategy Bank Mandiri Pahala N Mansury mengatakan perseroan  bersama Mandiri Sekuritas dan Goldman Sachs akan menggelar Mandiri Investment Forum  (MIF) 2013 untuk mempertemukan para investor dalam dan luar negeri guna mendorong peningkatan investasi di tanah Air.

Forum yang diikuti sekitar 400 investor dan pelaku bisnis itu akan digelar di Hotel Grand Hyatt Jakarta pada 11-12 November 2013. Para investor asing yang hadir dalam acara MIF 2013 memiliki dana kelolaan atau asset under management (AUM) sekitar US$ 3,1 triliun.

Dia mengatakan forum ini sangat penting untuk menciptakan sinergi antara investor dan pemangku kepentingan untuk untuk menangkap peluang investasi yang dapat mendukung upaya meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia.

“Dengan jumlah AUM US$ 3,1 triliun, ini merupakan investor summit terbesar di Indonesia. Untuk mengakselerasi investasi, perlu sinergi seluruh pihak. Untuk itu, Bank Mandiri berkomitmen membantu memfasilitasi kebutuhan tersebut agar pertumbuhan ekonomi Indonesia yang baik dan berkelanjutan dapat dicapai,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper