Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tarif BPJS Kesehatan Dinilai Tak Manusiawi, Ini Kata Dokter

Sebagian dokter gigi mengeluhkan tarif pelayanan kesehatan dalam program dari Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) dinilai tidak manusiawi dan melecehkan profesi dokter. Dikhawatirkan dengan tarif yang tidak masuk akal tersebut kualitas yang diberikan pun akan menurun.
Tarif layanan BPJS kesehatan yang terlalu rendah dinilai tidak manusiawi /Ilustrasi
Tarif layanan BPJS kesehatan yang terlalu rendah dinilai tidak manusiawi /Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Sebagian dokter mengeluhkan tarif pelayanan kesehatan dalam program dari Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) dinilai tidak manusiawi dan melecehkan profesi dokter.

Sebagai contoh, kapasitas bagi pelayanan kesehatan dasar untuk puskesmas ditetapkan Rp3.000 hingga Rp6.000 per pasien, untuk dokter/klinik dan rumah sakit pratama Rp8.000 hingga Rp10.000 per pasien, bahkan tarif dokter gigi hanya dipatok sebesar Rp2.000 per pasien.

“Kami para dokter gigi tidak setuju kalau tarif pelayanannya hanya Rp2.000, tidak manusiawi dan menzalimi. Apalagi itu bukan hanya untuk jasa tetapi juga termasuk obat-obatan. Bahan-bahan untuk pengobatan gigi kan juga mahal,” keluh drg. Emilia, Kamis (2/1/2014)

Dikhawatirkan dengan tarif yang tidak masuk akal tersebut kualitas yang diberikan pun akan menurun. “Kalau pendapatannya kecil tidak mungkin klinik membeli bahan yang mahal. Dan biasanya, yanga namanya gratisan itu jarang yang memiliki kualitas bagus,” tuturnya.

Dokter gigi yang bertugas di Aceh ini mengakui, sebelum adanya BPJS, biaya pengobatan gigi di puskesmas di Aceh memang gratis dengan adanya Jaminan Kesehatan Aceh (JKA).

Namun untuk pengobatan dan pemeriksaan gigi di klinik selama ini di patok dengan tarif normal sehingga menjadi bermasalah dengan adanya BPJS ini.

Dia menyadari bahwa dokter memang bertugas sebagai pelayan masyarakat, namun tidak bisa dimungkiri bahwa para dokter juga membutuhkan dana untuk membiaya hidupnya. Selain itu, juga harus membeli berbagai peralatan dan obat-obatan untuk para pasien. “Belum lagi biaya kuliah yang mahal, kecuali pemerintah menggratiskan kuliah untuk para calon dokter dan menyediakan obat-obatan yang terjangkau.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dewi Andriani
Editor : Setyardi Widodo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper