Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kredit Valas Tahun Ini Diprediksi Bakal Naik

Di tengah ketatnya likuiditas dalam negeri, penyaluran kredit oleh perbankan dalam bentuk valuta asing (valas) diyakini masih mampu tumbuh bagus tahun ini.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah ketatnya likuiditas dalam negeri, penyaluran kredit oleh perbankan dalam bentuk valuta asing (valas) diyakini masih mampu tumbuh bagus tahun ini.

“Arahnya kan ke modal kerja dan investasi, bukan konsumsi. Selama masih ada pertumbuhan di situ otomatis kredit valas bakal naik,” ujar Ekonom Standard Chartered Bank Fauzi Ichsan saat dihubungi, Senin (17/2/2014).

Dia menyebutkan pertumbuhan ekonomi yang masih pada kisaran 5,8% tahun ini menunjukkan sektor investasi masih dapat tumbuh baik. Asumsi makro Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2014 bahkan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi tahun ini mencapai 6% dengan inflasi 5,5% dan kurs Rp10.500 per dolar AS.

Menurut Fauzi, bank masih cukup leluasa untuk menyalurkan kredit valas meski harus tetap selektif. Apalagi dalam penentuan sektor. Dia menilai sektor komoditas tidak akan lagi menjadi pilihan bank dalam menyalurkan kredit valas karena tengah bermasalah.

Menurutnya, kredit valas masih cukup menarik bagi eksportir nonkomoditas. “Kredit valas sangat tergantung sektornya. Harga komoditas sekarang sedang terpuruk, khususnya batu bara. Sawit mungkin masih bagus,” kata Fauzi.

Bank Indonesia memang cukup mewaspadai dampak penurunan harga komoditas yang berpotensi menurunkan current account. Apalagi, beberapa waktu terakhir penurunan harga komoditas diikuti dengan peningkatan ekspor.

Fauzi tidak menampik likuiditas di dalam negeri saat ini cukup ketat. Meski begitu di luar negeri likuditas valas masih sangat bagus. Dia menyebutkan suku bunga London Inter Bank Offered Rate (LIBOR) dan JIBOR (Jakarta Inter Bank Offered Rate) masih cukup rendah di kisaran 0,3%.

“Memang ada quantitative easing, tapi yang naik sekarang suku bunga jangka panjang, bukan jangka pendek dan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat.”

Kalangan perbankan agaknya juga sepakat dengan pernyataan tersebut. Presiden Direktur & CEO PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja mengatakan pihaknya akan mengembangkan kredit valas tahun ini sesuai kebutuhan nasabah. Tahun lalu pertumbuhan penyaluran kredit valas oleh OCBC NISP mencapai 10% tanpa dampak kurs.

Hingga akhir Desember 2013 total penyaluran kredit valas OCBC NISP mencapai US$1,5 miliar. “Tahun ini pertumbuhannya kami targetkan di bawah 10%,” katanya saat dihubungi, Senin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Galih Kurniawan
Editor : Sepudin Zuhri

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper