Bisnis.com, JAKARTA—Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan mengembangkan pengawasan industri keuangan syariah dengan mengacu pada aturan-aturan yang ditetapkan di internasional termasuk penerapan manajemen risiko asuransi syariah (Takaful).
Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad menyampaikan hal tersebut dalam pertemuan The Islamic Financial Services Board (IFSB) yang berlangsung di Brunei Darussalam.
Muliaman menjelaskan bahwa IFSB dalam pertemuan kali ini menetapkan beberapa standar prudential di bidang perbankan, pasar modal dan asuransi. Untuk itu, meski industri asuransi di Indonesia relatif kecil, namun potensi pertumbuhannya sangat besar.
“Ini adalah saat yang tepat untuk mengembangkan pengawasan industri keuangan syariah yang mengacu pada aturan-aturan yang ditetapkan di internasional termasuk terkait dengan penerapan manajemen risiko asuransi syariah (Takaful),” katanya melalui siaran pers, Kamis (27/3/2014).
Menurutnya, naiknya populasi middle class income di Indonesia memicu meningkatnya permintaan akan produk-produk keuangan seperti produk asuransi, termasuk produk asuransi syariah, yang bertumbuh sangat cepat.
Dia mengatakan, penerapan manajemen risiko asuransi syariah bertujuan agar perkembangan asuransi syariah dapat dicapai berkesinambungan dan sehat.
Hal tersebut, lanjutnya, juga sebagai upaya mempersiapkan industri keuangan syariah dalam menghadapi era ekonomi terintegrasi MEA 2015.
Dia menjelaskan, kehadiran OJK di Brunei Darussalam tersebut akan menjadi kesempatan yang baik bagi OJK untuk memperkuat pengaturan penerapan international best practice manajemen risiko di asuransi syariah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
