Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bank Syariah Mulai Ragu

Meski awalnya optimis mematok target pertumbuhan pembiayaan di atas bank konvensional, tapi kalangan industri perbankan syariah mulai ragu mampu mencapai perolehan tersebut.

Bisnis.com, JAKARTAMeski awalnya optimis mematok target pertumbuhan pembiayaan di atas bank konvensional, tapi kalangan industri perbankan syariah mulai ragu mampu mencapai perolehan tersebut.Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada April 2014, pembiayaan yang disalurkan Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) malah mencatatkan penurunan dari perolehan pada awal 2014. Penurunan pembiayaan tersebut tercatat sebesar 1,01% dari Rp189,99 triliun pada Januari 2014 menjadi Rp188,06 triliun di April 2014.Di sisi lain, kalangan perbankan konvensional malah secara bertahap mencatatkan peningkatan pertumbuhan penyaluran pinjaman. Dari data SPI, kredit yang disalurkan bank umum menunjukkan peningkatan sebesar 3,16% atau dari Rp3,28 triliun di Januari 2014 menjadi Rp3,38 triliun pada April 2014.Corporate Secretary PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Meitra N. Sari mengatakan perseroan menargetkan pertumbuhan pembiayaan hingga 30%. Tapi bisa jadi [pertumbuhan pembiayaan] tak sampai 30%, mungkin 20%. Salah satu penyebabnya, menurut Meitra, yaitu suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) atau BI rate yang masih tetap. Dia menjelaskan dengan BI rate yang belum berubah tentu akan berpengaruh dalam pertumbuhan pembiayaan. Meitra mengungkapkan dengan BI rate yang masih tetap menjadi pertanda bahwa pelaku industri perbankan harus lebih berhati-hati dalam menyalurkan pembiayaan. Begitu pula dengan Bank Muamalat, Meitra mengakui kini perseroan tengah lebih selektif dalam menyalurkan pembiayaan.Adapun, sektor perumahan, usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), dan korporasi masih menjadi penyumbang terbesar bagi pembiayaan di Bank Muamalat. Namun, Meitra mengungkapkan perseroan berniat sangat berhati-hati pada segmen korporasi. Tahun ini kami memutuskan akan sangat selektif dalam memilih nasabah korporasi.Pada kesempatan sebelumnya, Direktur Utama Danamon Syariah Herry Hikmanto menuturkan keraguannya mampu membukukan pertumbuhan pembiayaan hingga 30%. Tahun lalu kami bisa tumbuh 30%, tapi tahun ini 20% saja sudah alhamdulilah, ungkapnya.Menurutnya, perlambatan pembiayaan UUS PT Bank Danamon Tbk paling terasa pada Mei 2014. Herry mengungkapkan hal tersebut masih wajar mengingat secara industri, pembiayaan memang menunjukkan perlambatan. Harus kita akui, [pertumbuhan pembiayaan secara] industri juga kurang cepat.Adapun hingga semester I/2014, Danamon Syariah mencatatkan pertumbuhan pembiayaan sebesar 10% dibanding periode yang sama tahun lalu. Herry berharap pihaknya mampu meraih pertumbuhan pembiayaan di atas 10% pada paruh kedua tahun ini. UUS Bank Danamon ini masih memfokuskan penyaluran pembiayaan ke sektor usaha kecil dan menengah (UKM). Herry menuturkan porsi pendanaan ke sektor tersebut mencapai 85% dari total pembiayaan yang disalurkan Danamon Syariah. Dia menambahkan ke depannya, Danamon Syariah masih akan berfokus untuk menggarap segmen tersebut.Sementara itu, Sekertaris Jenderal Masyarakat Ekonomi Syariah Syakir Sula mengatakan tahun ini sebenarnya dapat menjadi kesempatan emas bagi perbankan syariah untuk menggenjot pembiayaan. Pasalnya, para pelaku di industri bank konvensional sedang mengerem laju kredit di bawah 20%. Apalagi menurut Syakir, hingga kini pangsa pasar perbankan syariah belum mencapai 5%. Ketika bank konvensional menekan kredit, artinya banyak market kosong. Itu menjadi peluang besar bagi kalangan perbankan syariah, ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper