Bisnis.com, JAKARTA — Hanwha Life dan Lippo Group, selaku pemilik PT Bank Nationalnobu Tbk. (NOBU) atau Bank Nobu, telah menandatangani perjanjian pembelian saham sebesar 40%. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pun buka suara soal nasib rencana merger Bank Nobu dengan Bank MNC.
Sebelumnya, dilansir dari The Korea Times, pemilik Bank Nobu yakni Lippo Group dan Hanwha Life telah menyetujui perjanjian pembelian saham (stock purchase agreement/SPA) pada 3 Mei 2024, di mana Hanwha Life akan mengakuisisi 40% saham Bank Nobu dari Lippo Group.
Disebutkan, Hanwha Life mengakuisisi Bank Nobu bertujuan untuk tumbuh lebih jauh menjadi pemain keuangan global yang besar. Hanwha Life akan memaksimalkan sinergi dengan mengintegrasikan kemampuan digital Hanwha dengan keahlian manajemen Lippo Group di bisnis perbankan.
Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae mengatakan proses akuisisi saham Bank Nobu oleh Hanwha Life ini tidak termasuk dalam rencana merger Bank Nobu milik James Riady dengan Bank MNC milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo
"Rencana [akuisisi oleh Hanwha Life] merupakan aksi korporasi terpisah dari rencana konsolidasi perbankan antara Grup MNC dan Grup Lippo," ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (19/5/2024).
Lebih lanjut, OJK menyebut pihaknya belum mendapatkan pengajuan secara tertulis atas rencana akuisisi dimaksud.
Baca Juga
Dian menuturkan bahwa proses akuisisi atau pengambilalihan memerlukan waktu yang tidak sebentar karena calon investor perlu mendapatkan persetujuan OJK.
"[Hal ini tertuang] sebagaimana POJK No. 41/POJK.03/2019 tentang Penggabungan Peleburan Pengambilalihan Integrasi dan Konversi Bank Umum [POJK P3IK]," ucapnya.
Di mana, tahapan akuisisi dimulai dari tahap Pendahuluan yaitu melakukan uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test terhadap calon PSP sebagai pihak yang akan mengambil alih bank, termasuk perizinan dan pelaksanaan pengambilalihan sebagaimana diatur dalam POJK No. 27/POJK.03/2016 tentang Penilaian Kepatutan dan Kemampuan bagi Pihak Utama Lembaga Jasa Keuangan (POJK PKK) dan POJK P3IK.
Sehubungan dengan hal tersebut, kata Dian, OJK akan mengkomunikasikan dengan Manajemen Bank Nobu mengenai hal-hal yang perlu ditindaklanjuti atas perubahan kepemilikan bank umum yang mengubah pemegang saham pengendali bank.
Transaksi Saham KPIG dan NOBU
Di sisi lain, jalan menuju merger kian terang usai Lippo Group dan MNC Group melakukan transaksi kepemilikan silang saham di Bank Nobu (NOBU) dan Bank MNC (BABP) pada 8 Mei 2024. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengakui telah menerima laporan ini dari keduanya, bahkan sebelum aksi tersebut terealisasi.
Dian mengatakan cross ownership itu merupakan wujud komitmen kedua belah pihak untuk memuluskan jalan menuju merger kedua bank.
Meski demikian, detail skema merger masih terus dinegosiasikan di antara kedua belah pihak
"[Dan] OJK tidak mendiktekan skema tertentu, karena rencana merger itu sejatinya merupakan inisiatif pemegang saham pengendali kedua bank dan bersifat business-to-business," ucapnya kepada Bisnis, Rabu (16/5/2024).
Berdasarkan data kepemilikan saham Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per 8 Mei 2024, terlihat adanya transaksi antara MNC Group dan Lippo Group di masing-masing emiten bank.
Pada 7 Mei 2024, MNC Land Tbk. (KPIG) memegang saham Bank MNC sebesar 16,82% atau sebanyak 7,48 miliar saham BABP.
Sehari setelahnya, porsi saham tersebut susut ke 6,82% dengan masuknya PT Prima Cakrawala Sentosa yang merupakan entitas usaha milik Grup Lippo dengan kepemilikan saham sebesar 10,00% atau sebesar 4,445 miliar saham Bank MNC (BABP). Transaksi ini difasilitasi oleh PT MNC Sekuritas.
Sebelumnya, Prima Cakrawala Sentosa telah mengenggam saham Bank Nobu sebesar 20,66% dan tercatat sebagai salah satu pemegang saham bukan PSP melalui pasar modal dengan kepemilikan lebih dari 5%.
Lalu, di Bank Nobu juga tercatat transaksi masuknya MNC Land yang menjadi pemegang saham dengan porsi 10% atau mengenggam sebanyak 747,84 juta saham Bank Nobu (NOBU).
Di sisi lain, Prima Cakrawala Sentosa mengurangi porsi saham dari 20,66% menjadi 10,66%. Per 8 Mei 2024, kepemilikan saham Prima Cakrawala Sentosa menjadi 797,55 juta dari 1,545 juta saham. Transaksi tersebut difasilitasi oleh PT Ciptadana Sekuritas Asia.