Bisnis.com, JAKARTA--Kebijakan fiskal dan moneter Indonesia pada tahun 2015 akan lebih konservatif dan berhati-hati. Menurut Menteri Keuangan M. Chatib Basri, ini terkait dengan tantangan-tantangan global yang akan muncul tahun depan.
Ia mencontohkan, perbaikan di sejumlah negara maju seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa. Selain itu, risiko yang harus diwaspadai adalah dari perlambatan ekonomi China.
"Arah kebijakan makro Indonesia baik fiskal maupun moneter cenderung lebih konservatif dan berhati-hati," katanya seperti dilansir laman Kemenkeu, Minggu (23/8/2014)
Oleh karena itu, menurutnya, pemerintah harus dapat menjaga stabilitas ekonomi agar pertumbuhan berkelanjutan dapat terus terjadi.
"Stabilitas ekonomi mutlak perlu dijaga, mengingat hal tersebut akan memberikan landasan yang solid serta menjadi prasyarat bagi pertumbuhan yang berimbang dan berkelanjutan," jelasnya.
Stabilitas yang harus dijaga ini utamanya dari neraca transaksi berjalan yang masih mengalami defisit dan mempengaruhi nilai tukar rupiah.
Menurut Chatib, ini dituangkan dalam asumsi pertumbuhan yang juga ditetapkan pada tingkatan realistis dan konservatif yaitu sebesar 5,6% di RAPBN 2015.
"Pemerintah perlu menjaga laju pertumbuhan ekonomi pada batas-batas yang tidak menimbulkan tekanan yang memgancam stabilitas ekonomi," ujar Menkeu