Bisnis.com, JAKARTA– Suku bunga acuan Bank Indonesia atau BI Rate berpotensi dinaikkan apabila terjadi revisi harga bahan bakar minyak (BBM).
Riset dari HP Analytics mencatat BI Rate tampaknya akan tetap bertahan pada level yang sama guna mengantisipasi potensi kenaikan suku bunga di AS pada tahun depan.
“Namun (BI Rate) berpotensi meningkat jika pemerintahan baru yang dipimpin oleh Joko Widodo memutuskan untuk menaikkan harga BBM dalam waktu dekat, yang tentunya akan memicu kenaikan inflasi,” demikian tercantum dalam riset yang diterima Bisnis, Rabu (8/10/2014).
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 7 Oktober 2014 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 7,5%, dengan suku bunga lending facility dan suku bunga deposit facility masing-masing tetap pada level 7,50% dan 5,75%.
Sementara itu, normalisasi kebijakan moneter Federal Reserve AS diperkirakan akan berlangsung lebih awal yaitu pada triwulan II 2015 dengan kemungkinan kenaikan Fed Fund Rate yang lebih tinggi dari perkiraan semula.
Perkembangan ini telah mendorong penguatan dolar AS dan tekanan pada pasar keuangan di emerging markets.
“Pertumbuhan ekonomi di negara berkembang diprakirakan juga masih relatif terbatas. Melambatnya permintaan dari area ini mendorong berlanjutnya penurunan harga komoditas,” catat riset HP Analytics itu.