Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KREDIT PERUMAHAN: Kualitas KPR Kelas Bawah Memburuk

Bank Indonesia mencatatkan adanya pemburukan kualitas kredit pada kredit pemilikan rumah (KPR) untuk tipe di bawah 21.
Ilustrasi/Bisnis.com
Ilustrasi/Bisnis.com

 

Bisnis.com, JAKARTA--Bank Indonesia mencatatkan adanya pemburukan kualitas kredit pada kredit pemilikan rumah (KPR) untuk tipe di bawah 21.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah menuturkan terjadi kenaikan penyaluran nilai kredit dan non performing loan (NPL) pada sektor properti, akan tetapi BI belum menjabarkan spesifikasi kenaikan.

Halim mengungkapkan bisa saja kenaikan kredit properti terjadi pada beberapa bank saja atau merata. Menurutnya, tipe menengah yakni 22-70 mencatatkan kualitas yang masih bagus sedangkan tipe di bawah 21 mencatatkan penaikan rasio kredit bermasalah.

"Kami masih melihat kecenderungan NPL naik pada tipe rumah kecil, tipe di bawah 21 memburuk. Kami masih mencari tahu penyebabnya," katanya seperti dikutip Bisnis.com, Senin (12/1/2015).

Halim menyayangkan jika peningkatan NPL terjadi pada fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP), padahal produk tersebut sudah disubsidi oleh pemerintah. Menurutnya, jika terjadi pemburukan pada produk tersebut maka program tersebut perlu ditindaklanjuti oleh pemerintah.

Berdasarkan data Statistik Moneter dan Fiskal BI, penyaluran kredit properti pada November 2014 tercatat sebesar Rp551,2 triliun atau tumbuh 17,3% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Bila dibandingkan dengan Oktober 2014, pertumbuhan secara year on year sekitar 16,8%.

Peningkatan tersebut terjadi pada seluruh jenis kredit properti yakni KPR dan kredit pemilikan apartemen (KPA), konstruksi dan real estate. Pada November 2014, nilai KPR dan KPA senilai Rp314,6 triliun atau tumbuh 12,9% secara year on year.

Adapun kredit konstruksi yang disalurkan industri perbankan pada mencatatkan pertumbuhan paling tinggi yakni 27,1% secara y-o-y menjadi Rp148,9 triliun pada November 2014.

Direktur Konsumer PT Bank Central Asia Tbk Henry Koenaifi mengatakan pertumbuhan kredit konsumer hingga akhir tahun lalu di kisaran 10%-15%, sedangkan KPR pada 2014 tumbuh 10%.

"Kami sempat menurunkan harga dan ada pertumbuhan incoming aplication hingga 20%," ungkapnya.

Direktur Konsumer PT Bank Mandiri Tbk Abdul Rachman mengatakan pertumbuhan KPR pada 2014 cenderung lebih lamban dari tahun sebelumnya. Menurutnya, perlambatan terjadi karena perseroan lebih prudent dalam penyaluran kredit dan aturan loan to value (LTV).

"Segmen kami lebih di first house dan target KPR tumbuh sekitar 15%-17%," ungkapnya.

BI telah mengeluarkan kebijakan makroprudensial LTV sebesar 70% pada pertengahan tahun lalu, maka hal berdampak pada laju kredit properti yang tumbuh melambat. Sebelumnya, sekelompok bankir meminta BI melonggarkan kebijakan LTV karena dinilai menghambat kesempatan masyarakat mengakses pembiayaan perumahan.

Hingga Oktober 2014, NPL KPR mencapai 2,4% dari total oustanding sebanyak Rp297,503 triliun, atau naik 29 bps dibandingkan dengan posisi Desember 2013.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper