Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jadwal Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) Lusa, BI Rate Diramal Turun

Bank Indonesia (BI) disebut masih memiliki celah untuk memangkas suku bunga acuan di sisa 2025.
Para pekerja melintas di depan kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta. / Bloomberg-Dimas Ardian
Para pekerja melintas di depan kantor pusat Bank Indonesia, Jakarta. / Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA - Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang salah satu agendanya menentukan suku bunga acuan akan dilaksanakan besok dan lusa (20-21 Mei 2025). Dalam pertemuan bulanan arah moneter itu disebut masih memiliki celah untuk memangkas suku bunga acuan di sisa 2025.

Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menuturkan, BI masih memiliki ruang untuk memangkas suku bunga acuannya. Dia memprediksi, pemangkasan tersebut akan terjadi pada rapat Dewan gubernur (RDG) bank sentral Indonesia periode Mei 2025 ini.

"Minggu ini mudah-mudahan Bank Indonesia akan memangkas suku bunga acuan 25 basis poin ke 5,5%," ujar Andry dalam media briefing secara virtual, Senin (19/5/2025).

Andry menjelaskan, peluang pemangkasan itu salah satunya didukung oleh pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Dia menilai, tekanan dan volatilitas rupiah saat ini sudah tidak sebesar bila dibandingkan ketika Presiden AS, Donald Trump mengumumkan tarif timbal balik pada April 2025 lalu.

Selain itu, pemangkasan suku bunga juga dapat dilakukan mengingat tingkat inflasi Indonesia saat ini masih berada di rentang target Bank Indonesia. 

Lebih lanjut, Andry mengatakan pemangkasan tersebut juga dilakukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun ini. Dia menuturkan, pertumbuhan ekonomi RI akan memasuki periode lebih menantang pada kuartal II/2025 dan kuartal III/2025 dibandingkan dengan kuartal I/2025 lalu.

Selain itu, peluang pemangkasan suku bunga juga didukung oleh progres negosiasi tarif impor yang telah dimulai oleh beberapa negara. Andry memproyeksikan lebih banyak negara akan melakukan langkah serupa guna menekan tarif impor tersebut.

"Akan makin banyak lagi negara yang melakukan bilateral discussion dengan Amerika Serikat dan hasilnya kami berharap akan positif untuk emerging market, termasuk Indonesia," jelasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper