Bisnis.com, JAKARTA--Perusahaan pelat merah PT Taspen (Persero) akan meningkatkan kepemilikan saham di PT Bank Kesejahteraan Ekonomi menjadi 20% dua bulan ke depan.
Direktur Utama Taspen Iqbal Latanro mengaku tengah meminta izin dari pemegang saham yakni Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk aksi korporasi tersebut.
Perseroan tengah mengkaji untuk meningkatkan jumlah kepemilikan saham di Bank Kesejahteraan Ekonomi dengan menyiapkan dana Rp63 miliar. Saat ini, kepemilikan saham Taspen di bank tersebut mencapai 12,49%.
"Kami sebagai pendiri diputuskan sedang melakukan kajian kemungkinan meningkatkan sekaligus memperluas kepemilikan sampai 20%," ungkapnya, Rabu (14/1/2015).
Selain Taspen, pemilik saham mayoritas di PT Bank Kesejahteraan Ekonomi adalah Induk Koperasi Pegawai Republik Indonesia (IKP-RI) sebesar 58,43%. Kemudian PT Recapital Advisore sebesar 24,77%, dan sisanya dimiliki oleh Dana Pensiun PT Asuransi Jasa Raharja 1,81%, Dana Pensiun PT Asuransi Jasa Indonesia 1,57%, dan Koperasi Pegawai Bank Kesejahteraan Ekonomi 0,93%.
Hingga September 2014, Bank Kesejahteraan Ekonomi meraup laba bersih Rp10,23 miliar, turun dari periode yang sama 2013 sebesar Rp38,15 miliar. Pendapatan bunga bersih tercatat mencapai Rp104,59 miliar, turun dari periode yang sama 2013 sebesar Rp139,09 miliar.
Taspen juga telah mendirikan usaha patungan dengan BUMN lain, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., dan PT Pos Indonesia. Tiga BUMN itu mendirikan Bank Mantap yakni melalui kendaraan Bank Sinar Harapan Bali (BSB).
Pada Bank Mantap, Taspen memiliki saham 20,2% sama dengan kepemilikan saham PT POs. Sedangkan, pemilik saham mayoritas adalah Bank Mandiri.
Ke depan, Taspen berencana untuk ekspansi dengan mengakuisisi sejumlah perusahaan di sektor ril. Dia menilai, kondisi tingkat suku bunga dan surat utang akan mengalami penurunan tetapi premi tidak Taspen tidak dapat ditingkatkan.
Untuk itu, Taspen akan mengincar investasi sesuai dengan aturan Kementerian Keuangan yang memperbolehkan porsi hingga 20% dari total dana keloaan perseroan. Saat ini, investasi perseroan baru mencapai 1% dari total dana perseroan.
"Kami melihat yang jelas ada underliying-nya di sektor ril, karena ini uang orang jadi hati-hati," paparnya.
Sepanjang Januari hingga September tahun ini, total dana investasi Taspen tercatat senilai Rp119,92 triliun atau tumbuh 22,7% dari periode yang sama tahun lalu, yakni Rp97,73 triliun. Sebanyak Rp80,76 triliun ditempatkan pada instrumen obligasi, sukuk dan KIK-EBA, Rp34,58 triliun di deposito, dan sisanya, Rp 4,58 triliun di saham dan lain-lain.