Bisnis.com, JAKARTA--Industri perbankan memprediksikan bisnis wealth management akan semakin berkilau atau tumbuh di atas 20% hingga akkhir tahun ini.
Senior Vice President Wealth Management Head Citibank NA, Indonesia Branch Ivan Jaya menilai kondisi perekonomian dan daya tarik dari kabinet baru bakal memberikan kenyamanan nasabah menyimpan uang di Indonesia.
"Kami memproyeksikan dana kelolaan bisa tumbuh sekitar 20%-25% pada tahun ini," ucapnya.
Ivan menjelaskan Citibank bisnis wealth management dibagi menjadi tiga yakni wealth creation, wealth accumulation dan wealth protection. Bank asal Amerika Serikat mencatatkan pembelian produk obligasi tumbuh 20%, sedangkan nilai aktiva reksadana pada tahun lalu mencapai 31,4%.
Menurutnya, yang masuk dalam kategori nasabah kelas kaya Citibank Indonesia adalah memiliki simpanan di atas Rp500 juta dengan pendapatan setiap bulan Rp50 juta.
Sementara itu, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) mencatatkan simpanan di atas Rp100 juta pada Oktober mencapai Rp3.496 triliun, dengan jumlah rekening 3,5 juta akun rekening.
Sebelumnya, Citibank meluncurkan survei FinQ yang menyatakan pemahaman akan kondisi keuangan di masa depan, bakal meningkatkan pengetahuan investasi masyarakat. Dia mengungkapkan 87% responden Indonesia memiliki optimisme yang tinggi terhadap kondisi keuangan di masa depan.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan pada 2014, penduduk lebih memilih menyimpan dana dalam bentuk yakni pertama, uang tunai dalam produk tabungan dan deposito karena faktor kenyamanan. Kedua, asuransi, sebab mulai berkembangnya bank insurance. Ketiga, real estate.
Pada 2013, masyarakat lebih suka berinvestasi dalam bentuk properti, akan tetapi setelah Bank Indonesia mengeluarkan beleid ketentuan uang muka, maka peminat pada investasi tersebut semakin berkurang.
Ivan mengungkapkan survei juga dilakukan di Singapura, Filipina, Taiwan dan Autsralia. Citi FinQ mencatatkan optimisme Indonesia lebih tinggi dibanding negara lain yang disurvei yakni 62,4%. Sedangkan poin untuk Singapura, Filipina, Australia dan Taiwan masing-masing 59,9 poin, 56,1 poin, 55,6 poin dan 52,1 poin.
Pada kesempatan sebelumnya, Ka Jit, Senior Corporate Executive PT Bank OCBC NISP Tbk juga optimistis bisnis wealth management bisa terus tumbuh. Dia menyebut pertumbuhan bisnis tahun ini bisa mencapai 25%. "Paling diminati produk reksadana," tukasnya.
Bank OCBC NISP mencatatkan penjualan produk reksadana naik 45% pada 2014 secara year on year, di atas target yang ditetapkan perseroan. Tahun ini penjualan produk reksadana untuk nasabah OCBC NISP diprediksi tetap laris seiring kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Simpanan Nasabah Berdasarkan Nominal
Uraian | Nominal | Rekening |
Kurang dari Rp100 juta | Rp590,82 triliun | 153,34 juta |
Rp100 juta--Rp200 juta | Rp219,54 triliun | 1,57 juta |
Rp200 juta--Rp500 juta | Rp338,5 triliun | 1,05 juta |
Rp500 juta--Rp1 miliar | Rp328,9 triliun | 445.599 |
Rp1 miliar--Rp2 miliar | Rp318,15 triliun | 228.692 |
Rp2 miliar--Rp5 miliar | Rp319,95 triliun | 124.764 |
Lebih dari Rp5 miliar | Rp1.899 triliun | 73.956 |
Total | Rp4.087 triliun | 156,84 juta |
Sumber: Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Oktober 2014
Uraian | Nominal | Rekening |
Kurang dari Rp100 juta | Rp590,82 triliun | 153,34 juta |
Rp100 juta--Rp200 juta | Rp219,54 triliun | 1,57 juta |
Rp200 juta--Rp500 juta | Rp338,5 triliun | 1,05 juta |
Rp500 juta--Rp1 miliar | Rp328,9 triliun | 445.599 |
Rp1 miliar--Rp2 miliar | Rp318,15 triliun | 228.692 |
Rp2 miliar--Rp5 miliar | Rp319,95 triliun | 124.764 |
Lebih dari Rp5 miliar | Rp1.899 triliun | 73.956 |
Total | Rp4.087 triliun | 156,84 juta |