Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Beda Strategi Bank Hadapi Likuiditas Ketat dan Tantangan Bisnis

Sejumlah bank menerapkan strategi yang berbeda dalam menghadapi kondisi likuiditas ketat dan tantangan bisnis ke depan.
Karyawan menata uang tunai di Cash Center PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Jakarta, Kamis (14/3/2024). / Bisnis-Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menata uang tunai di Cash Center PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Jakarta, Kamis (14/3/2024). / Bisnis-Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah bank menerapkan strategi yang berbeda dalam menghadapi kondisi likuiditas ketat dan tantangan bisnis ke depan.

CEO Citibank N.A. Indonesia (Citi Indonesia) Batara Sianturi mengatakan bahwa secara umum, kondisi likuiditas perseroan hingga September masih ample alias memadai, baik dari mata uang rupiah dan dolar AS.

"Kalau kita melihat LCR [rasio kecukupan likuiditas] itu cukup ample, ya, 291%. Jadi, kami tidak memiliki masalah likuiditas baik di rupiah maupun dolar AS," katanya dalam paparan kinerja kuartal III/2024, dikutip Kamis (14/11/2024).

Terkait proyeksi pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) ke depan, Batara menyatakan bahwa strategi wait and see akan diterapkan di tengah kekhawatiran kenaikan tarif bagi negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Mengenai tantangan bisnis di tengah dinamika politik dan ekonomi global, dia secara spesifik membahas segmen nasabah korporasi multinasional, terutama di Amerika Serikat (AS) sebagai basis induk Citibank.

Batara optimistis bahwa antusiasme korporasi multinasional negeri Paman Sam untuk berinvestasi di Indonesia akan meningkat, terutama setelah kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke AS untuk bertemu para pengusaha, beberapa hari lalu. Dia menyebut Citibank menjadi bagian dari pertemuan tersebut.

Selain itu, dengan adanya kepastian politik dari kemenangan Donald Trump dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) AS 2024, dia berharap agar Indonesia turut menuai berkah dari segi investasi.

"Kita harapkan bahwa nasabah daripada multinasional Amerika itu akan terus menambah investasinya sesuai dengan prioritas dan juga kesempatan untuk investasi di Indonesia," tuturnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) Darmawan Junaidi mengatakan kondisi likuiditas perbankan saat ini terbilang ketat. Bank juga mengantisipasi penurunan daya beli masyarakat kelas bawah sekaligus terus menjaga pertumbuhan dengan mendukung pelaku UMKM mengembangkan usahanya.

Menurutnya, kondisi likuiditas tercatat tetap ketat di tengah penurunan suku bunga, lantaran level Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) terus menawarkan yield tinggi. Hal ini menyebabkan pergeseran penempatan dana dari produk perbankan konvensional.

Selain itu, Darmawan menyoroti PMI Manufaktur yang saat ini berada di kisaran yang berisiko terhadap pendukung pertumbuhan ekonomi, karena selama empat bulan berturut-turut terus negatif.

"Jadi, kami mengkhawatirkan risiko penurunan daya beli yang tumbuh besar, mungkin ini disebabkan terjadi lay off di berbagai usaha," katanya dalam Rapat Dengar Pendapat di DPR, Rabu (13/11/2024). 

Namun demikian, dia menegaskan bahwa perseroan akan tetap berkomitmen menjaga pertumbuhan tidak hanya dalam kinerja Bank Mandiri, tetapi juga pelaku usaha terkait.

Dari sisi regulator, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan dampak kemenangan Donald Trump dalam Pilpres AS 2024 terhadap likuiditas global, termasuk perbankan.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae melihat bahwa pergantian kepala pemerintahan dari Joe Biden yang berlatar belakang Partai Demokrat kepada Trump (Partai Republik) akan berpengaruh terhadap orientasi ekonomi AS.

"Partai Republik yang inward looking dapat mendorong capital outflow dari emerging market ke Amerika Serikat," katanya dalam jawaban tertulis, Kamis (14/11/2024).

Namun demikian, dia meyakini bahwa ekspektasi pemangkasan suku bunga bank sentral AS The Fed yang berlanjut pada 2025 akan berdampak positif terhadap likuiditas dalam negeri.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper