Bisnis.com, JAKARTA — Citibank N.A. Indonesia membeberkan tingkat kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) menyusut signifikan dari level 3% menjadi hanya 0,2% saat ini.
CEO Citibank Indonesia Batara Sianturi menjelaskan penurunan tersebut bukan disebabkan oleh faktor eksternal, melainkan dari penerapan disiplin perbankan yang berhati-hati (prudent banking).
Batara menyebut salah satunya dengan mengonversi pencadangan atau provisi yang sudah disiapkan sebelumnya menjadi penghapusan kredit alias write-off.
"Kami maintain prudent banking dan disiplin dalam mengonversi provisi ke write-off,” kata Batara dalam konferensi pers Citibank, Selasa (19/8/2025).
Lebih lanjut, Citibank menegaskan langkah ini tidak berdampak pada kinerja laba-rugi perusahaan. Sebab, seluruh kredit bermasalah tersebut sebelumnya telah 100% diprovisikan.
“Sebetulnya tidak ada dampaknya pada profit and loss karena sudah sepenuhnya dialokasikan dalam provisi, hanya saja waktu itu belum dilakukan write-off. Jadi ketika akhirnya dilakukan, otomatis NPL hilang dari buku, tanpa mengganggu performa Citibank,” jelasnya.
Baca Juga
Adapun, Citi Indonesia membukukan laba bersih lebih dari Rp1,3 triliun di kuartal kedua tahun 2025, didukung oleh peningkatan pendapatan bunga bersih secara tahunan sebesar 11% dan rasio low-cost fund yang meningkat menjadi 75%.
Adapun, Citi Indonesia membukukan Return on Equity (ROE) sebesar 13,6% dan Return on Assets (ROA) sebesar 3,6%. Rasio Liquidity Coverage (LCR) dan rasio Net Stable Funding (NSFR) Citi Indonesia tetap kuat di 295% dan 160%, di atas ketentuan minimum dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Lalu, Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) dilaporkan sebesar 40,1%, meningkat dari 36,2% pada tahun sebelumnya.
Batara menyampaikan pada periode ini, Citibank mencatatkan kinerja yang didukung oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 11% secara tahunan, dan rasio low cost fund yang meningkat menjadi 75%.
"Dengan penyediaan layanan dan solusi digital keuangan Citi yang menyeluruh, terus menjadi pembeda utama kami dalam mendukung klien institusional lintas negara, terutama dalam beradaptasi dan tumbuh di era baru ini," sebutnya.
Sepanjang kuartal II/2025, lini bisnis Corporate Banking di Citi Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang positif. Citi Indonesia terus berkomitmen memberikan layanan dan solusi perbankan kepada beragam klien, mulai dari perusahaan lokal, multinasional, lembaga keuangan, hingga sektor publik.
Pada bisnis Treasury and Trade Solutions (TTS), Citi Indonesia mencatat pertumbuhan positif tahun ke tahun pada triwulan kedua 2025, didorong oleh peningkatan volume kliring mata uang asing sebesar 17% dan peningkatan pemakaian kartu komersial sebesar 8%.