Bisnis.com, JAKARTA—Setelah mencatatkan laba yang naik drastis pada 2014, PT Taspen memperkirakan laba pada 2015 akan terjun bebas. Pasalnya, dampak positif perpanjangan usia pensiun aparatur sipil negara (ASN) tidak lagi dirasakan perseroan pada tahun ini.
Direktur Utama Taspen Iqbal Latanro menargetkan perolehan laba pada tahun ini hanya di angka Rp680 miliar. Target tersebut turun cukup jauh dari perolehan laba pada tahun lalu yang mencapai Rp3,5 triliun.
“Kenaikan drastis pada tahun lalu itu hanya dampak dari aturan perpanjangan usia pensiun, tahun ini, dampak itu tidak lagi terasa,” ujarnya kepada Bisnis baru-baru ini. Itu sebabnya, lanjut Iqbal, pihaknya memasang target pertumbuhan laba yang tidak terlalu tinggi.
Dia menjelaskan, selain tidak lagi mendapat dampak dari perpanjangan usia pensiun, kemungkinan turunnya bunga deposito juga akan memengaruhi hasil investasi. Betapa tidak, hampir 30% dana investasi perusahaan pelat merah itu ditempatkan pada deposito.
Imam Firmansyah, Direktur Investasi PT Taspen, mengatakan untuk megantisipasi hal itu, pihaknya akan menurunkan porsi investasi deposito perusahaan dari 30% menjadi tinggal 15% pada 2015. “Pengalihan ini akan membuat perusahaan semakin agresif di pasar keuangan,” katanya.
Menurutnya perseroan juga akan meningkatkan kepemilikan pada saham, reksadana maupun penyertaan langsung. Ia mencontohkan perseroan akan meningkatkan investasi perseroan di pasar saham dari posisi akhir tahun 2014 sebesar 6% menjadi 18% pada tahun 2015.
“Sebenarnya investasi kita sempat 12% di saham, namun pada akhir tahun [2014] menurun menjadi 6%, tahun ini kita targetkan menjadi 18%” jelas Iman.
Selain meningkatkan investasi di pasar keuangan, sambung Iman, perseroan juga akan meningkatkan kepemilikan investasi di kontrak investasi kolektif (KIK). Saat ini Taspen menguasai 30% dari seluruh KIK yang beredar sebesar Rp2,1 triliun.
Pada 2015, Taspen berencana meningkatkan kepesertaan dalam KIK dari saat ini sebesar Rp700 miliar menjadi Rp1,8 triliun. “Berdasarkan aturan, kita dibolehkan menyerap KIK sebesar Rp5 triliun,” jelasnya.
Sepanjang 2014, total dana investasi Taspen senilai Rp124,28 triliun. Dari total dana investasi tersebut, sebagian besar dana ditempatkan pada SUN dan obligasi korporasi, yakni mencapai 67,24%. Selain itu, sebanyak 27,2% ditempatkan pada deposito. Sisanya, sekitar 4,5% dari dana investasi ditempatkan pada saham dan reksa dana.
Pada 2014, seluruh investasi tersebut menghasilkan Rp11,22 triliun. Iqbal menyebutkan, investasi untuk program THT memberikan imbal hasil 11,21%, sedangkan imbal hasil untuk program pensiun sebesar 9,34%.
Besarnya imbal hasil yang diperoleh mengalami sedikit kenaikan dari imbal hasil tahun sebelumnya. Pada 2013, investasi untuk program THT memberikan imbal hasil sebesar 9,45%. Sementara untuk dana pensiun, hanya 7,7%.