Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BSM Akan Tagih Rp400 Miliar Pembiayaan Bermasalah, Simak Langkahnya

PT Bank Syariah Mandiri (BSM) anak usaha dari PT Bank Mandiri TBK akan menagih pembiayaan bermasalah sekitar Rp400 miliar sepanjang 2015.
BSM akan menagih pembiayaan bermasalah sekitar Rp400 miliar sepanjang 2015.
BSM akan menagih pembiayaan bermasalah sekitar Rp400 miliar sepanjang 2015.

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Syariah Mandiri (BSM) anak usaha dari PT Bank Mandiri TBK akan menagih pembiayaan bermasalah sekitar Rp400 miliar sepanjang 2015.

Hal itu dilakukan untuk menekan rasio pembiayaan bermasalah atau non performing financing (NPF) gross hingga di bawah 6% hingga akhir tahun ini.

Direktur Utama BSM Agus Sudiarto mengatakan pihaknya sudah memetakan nasabah yang pembiayaannya bermasalah sekaligus mengelola nasabah yang kolektibilitas pembiayaannya berpotensi jatuh.

"Tahun ini, kami targetkan bisa menagih pembiayaan bermasalah sekitar Rp400 miliar. Kami juga serius mengelola nasabah yang kolektibilitas pembiayaannya berpotensi turun," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Bisnis.com, Senin (23/3/2015).

BSM telah memetakan nasabah pembiayaan yang bermasalah menjadi empat kelompok yakni pertama, nasabah yang cenderung turun karena teknikal, arus kasnya (cashflow) tidak matching dengan tanggal jatuh tempo pembayaran. Kedua, nasabah yang telah direstrukturisasi. Ketiga, nasabah yang berpotensi masuk program restrukturisasi.

"Yang keempat, nasabah yang cenderung jatuh dan sulit dipertahankan.Dengan pemetaan tersebut, dipastikan strategi penanganan atau account strategy dapat dieksekusi dengan tepat dan efektif," kata Agus.

Selain melakukan pemetaan, untuk memperbaiki kualitas pembiayaan, BSM juga membenahi proses bisnis di setiap tingkatan. Pembenahan dilakukan mulai lini depan atau front end process, lini tengah atau middle end process hingga lini belakang atau back end process.

"Proses di depan harus kuat dan benar tanpa mengabaikan prinsip kehati-hatian, unit manajemen risiko yang berada di lini tengah bisa mempercepat proses pembiayaan," ucapnya.

Agus menuturkan lini belakang nantinya akan serius menagih pembiayaan bermasalah, baik yang on balanced maupun off balanced. Hal itu dilakukan untuk menekan rasio pembiayaan bermasalah, memerangi fraud, dan meningkatkan kualitas pembiayaan.

Dia menambahkan BSM telah memiliki tiga satuan tugas Financing Recovery Division  (FRD) yang sepanjang tahun telah melakukan perbaikan NPF senilai Rp2,92 triliun atau rata-rata Rp244 miliar perbulan.

"Terhadap nasabah yang pembiayaannya sudah dihapusbukukan (write off), tingkat recovery pada 2014 Rp233 miliar, meningkat Rp90 miliar atau 63% dibandingkan 2013 senilai Rp143 miliar," terang Agus.

BSM juga membentuk bad bank sebagai unit sentralisasi penanganan NPF dan write off yang dijalankan Regional Representative Financing Recovery (R3) yang bertujuan untuk meningkatkan perbaikan kolektibilitas pembiayaan dan pemulihan write off.

"Guna mempercepat perbaikan NPF,  lanjutnya, BSM mengimplementasikan Gerakan Sikat 1 Triliun (Ges1t)," tutur Agus.

Gerakan sikat 1 triliun ini memiliki delapan program  penanganan NPF dan write off, antara lain monitoring sistem, daftar agunan lelang online di website, pre approval diskon margin, insentif program, weekend collection, dan  lawyer in action.

Selain itu, BSM juga memperkuat infrastruktur teknologi informasi untuk menjaga kualitas pembiayaan. Menurut Agus, dengan dukungan teknologi informasi, data kualitas pembiayaan bisa lebih update dan monitoring bisa dilakukan secara harian.

"Ke depan, BSM akan menyasar target pasar secara selektif yang sesuai dengan kebutuhan nasabah di setiap segmen, baik segmen konsumer, komersial, maupun korporasi," terang Agus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Yanita Petriella

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper