Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PASAR KENDARAAN LESU, Adira Finance Belum Turunkan Target Pembiayaan

Kendati industri kendaraan bermotor tengah layu pada kuartal I, perusahaan pembiayaan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. belum akan merevisi target pembiayaan baru tahun ini sebesar Rp35,8 triliun atau naik 5% dibandingkan capaian tahun sebelumnya Rp34,1 triliun.
Penurunan penjualan tersebut berdampak pada penurunan pembiayaan baru Adira Finance pada kuartal I 2015 sebesar 13,5% menjadi Rp7triliun dari sebelumnya Rp8,1 triliun pada kuartal I 2014./Bisnis.com
Penurunan penjualan tersebut berdampak pada penurunan pembiayaan baru Adira Finance pada kuartal I 2015 sebesar 13,5% menjadi Rp7triliun dari sebelumnya Rp8,1 triliun pada kuartal I 2014./Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA – Kendati industri kendaraan bermotor tengah layu pada kuartal I, perusahaan pembiayaan PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. belum akan merevisi target pembiayaan baru tahun ini sebesar Rp35,8 triliun atau naik 5% dibandingkan capaian tahun sebelumnya Rp34,1 triliun.

Willy Suwandi Dharma, Direktur Utama Adira Finance mengatakan pihaknya masih akan mengamati pergerakan industri otomotif pada kuartal II. Apabila kondisi masih belum menguntungkan, pihaknya kemungkinan akan merevisi target pembiayaan baru.

“Kami belum revisi. Kami coba amati dulu kuartal II baru nanti lihat lagi soal ini [revisi target],” katanya, seperti dikutip Bisnis.com, Senin (4/5/2015).

Data industri mencatat, penjualan nasional wholesale sepeda motor baru menurun 19% menjadi 1,6 juta unit pada kuartal I/2015 dari sebelumnya 2 juta unit pada periode yang sama 2014.

Penjualan nasional mobil baru juga menurun 14% menjadi 282.000 unit dari sebelumnya 328.000 unit pada kuartal I/2014. Belum lama ini, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) bahkan merevisi target penjualan mobil dari 1,2 juta unit menjadi 1,1 juta unit sampai akhir tahun.

Penurunan penjualan tersebut berdampak pada penurunan pembiayaan baru Adira Finance pada kuartal I/2015 sebesar 13,5% menjadi Rp7triliun dari sebelumnya Rp8,1 triliun pada kuartal I/2014.

Laba yang dikumpulkan perusahaan juga ikut anjlok 81,5% menjadi Rp76 miliar dari pencapaian sebelumnya Rp 411 miliar pada kuartal I/2014.

Tingkat non performing financing (NPF) atau kredit macet juga naik 30 basis poin dari tahun lalu menjadi 1,6%. Meski naik, Willy mengatakan tingkat NPF masih tergolong manageable atau belum berisiko.

“Akhir tahun lalu 1,3%, tahun ini kami harapkan serendah-rendahnya. Kami akan jaga dibawah 2%,” ujarnya.

I Dewa Made Susila, Direktur Keuangan Adira Finance mengatakan kendati Gaikindo telah merevisi target penjualan mobil, pihaknya memperkirakan komposisi penyaluran mobil dan motor sampai akhir tahun akan tetap sama.

Tahun lalu, penyaluran pembiayaan motor masih mendominasi dengan kontribusi sebesar 58%. Pada kuartal I, Made mengatakan komposisi sepeda motor mencapai 57%, dengan dominasi kendaraan bekas dari total penyaluran sebesar 39%.

Dia berharap kondisi perekonomian akan lebih baik pada Semester II, ditopang oleh stimulus pembangunan infrastruktur oleh pemerintah dan momen menjelang hari raya Idulfitri.

Adapun, Made mengatakan pihaknya tengah memproses kebutuhan sumber pendanaan untuk modal kerja dengan melakukan penawaran umum berkelanjutan (PUB) tahap III untuk obligasi, dan PUB tahap II untuk sukuk.

“Mungkin akhir Mei atau awal Juni akan kami launching. Untuk Semester I, Rp2 triliun untuk konvensional dan Rp500 miliar untuk sukuk [syariah],” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Irene Agustine
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper