Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BSM Targetkan Trade Finance Tumbuh 50% Tahun Ini

PT Bank Syariah Mandiri menargetkan pertumbuhan transaksi trade finance sebesar 50% sepanjang tahun ini.
Logo Bank Syariah Mandiri. /
Logo Bank Syariah Mandiri. /

Bisnis.com, KUALA LUMPUR -- PT Bank Syariah Mandiri menargetkan pertumbuhan transaksi trade finance sebesar 50% sepanjang tahun ini.

Direktur Finance and Strategy BSM Agus Dwi Handaya mengatakan perseroan terus mengembangkan transaksi trade finance khususnya letter of credit.

Sepanjang 2014 volume transaksi L/C dan SKBDN ekspor BSM masing-masing senilai Rp246 miliar dan US$42 juta. Sementara volume dan transaksi L/C dan SKBDN impor masing-masing senilai Rp248 miliar dan US$118,9 juta , JPY 823 juta dan EUR 379,74 ribu.

Per akhir Mei 2015 transaksi L/C dan SKBDN ekspor BSM senilai Rp89,84 miliar dan US$34,8 juta. Transaksi L/C dan SKBDN ekspor masing-masing senilai Rp23,37 miliar, US$5,4 juta dan JPY104 juta.

"Kami harap volume dan transaksi L/C tahun ini naik hingga 50%. Bisnis ini sangat menjanjikan dan kami harus menyesuaikan dan kreatif mengembangkan bisnis trade finance yang bisa memenuhi kebutuhan nasabah seperti pengambilalihan piutang ekspor non LC, bisnis resi gudang dan penyesuaian tarif (ujroh)," kata Agus, Senin (8/6/2015).

Saat ini sedikitnya BSM bekerjasama dengan 500 bank di dunia baik syariah maupun konvensional untuk layanan trade finance.

Selain telah melengkapi fasilitas SWIFT sehingga pengiriman L/C dapat diajukan secara cepat dan aman, BSM juga telah mengembangkan produk derivatif dari L/C yakni Islamic Usance Payable At Sight (UPAS).

Produk tersebut mirip dengan dengan two step murabahah financing (TSMF) yang dikembangkan oleh Islamic Development Bank (IDB).

Jika di dalam BSM L/C transaksi terjadi hanya antara BSM dan nasabah di mana BSM mewakili nasabah memesan barang dan membayarnya, transaksi pada TSMF terjadi dua kali transaksi murabahah yakni antara BSM dengan IDB dan antara BSM dengan nasabah.

"L/C dan tradefinance di bank syariah juga unik. Barang yang dibeli sebagai underlying transaction harus sesuai prinsip syariah. Selain itu transaksi L/C di bank syariah tidak mengenal biaya bunga transit atau overdue interest," ucap Agus.

Sejauh ini produk yang paling banyak dieskpor adalah furnitur kayu, produk kimia, batik, rempah dan keramik.

Sementara produk yang banyak diimpor adalah besi baja, peralatan telekomunikasi, mesin cetak, bahan baku industri kimia, dan peralatan elektronik.

Adapun terkait dengan kinerjanya di bidang trade finance dan ritel, BSM meraih penghargaan Best Islamic Trade Finance Bank, Bank of The Year 2015, The Best Islamic Retail Bank dari lembaga The Asset.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper