Bisnis.com, JAKARTA--PT Bank Mayapada Tbk menargetkan naik kelas menjadi bank umum kegiatan usaha (BUKU) III dalam jangka waktu 2 tahun ke depan.
Direktur Utama Bank Mayapada Hariyono Tjahjarijadi menuturkan untuk mencapai target tersebut, perseroan tidak menyebar dividen dan memupuk modal yang berasal dari laba bersih pada 2014.
Pada rapat umum pemegang saham (RUPS) yang dilaksanakan pada kemarin (30/6), disetujui 2,98% dari laba bersih perseroan atau senilai Rp13 miliar dicadangkan dan sisanya senilai Rp422 miliar sebagai laba ditahan untuk memperkuat struktur permodalan.
"Pada kuartal III tahun ini kami juga berencana untuk rights issue senilai Rp650 miliar supaya semakin dekat ke Rp5 triliun," ujarnya di Jakarta, Selasa (30/6/2015).
Hariyono menyebut hampir setiap tahun selama 3 tahun terakhir ini perseroan rutin melakukan rights issue. Pemegang saham Bank Mayapada juga berkomitmen menyuntikkan modal untuk pertumbuhan bank.
Saat ini, lanjut Hariyono, modal inti perseroan senilai Rp2,6 triliun. “Jadi, untuk bisa jadi bank BUKU III, kami kombinasi antara rights issue, suntikan modal, dan laba ditahan,” katanya.
Dari sisi rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) emiten berkode saham MAYA per akhir tahun lalu sebesar 10,44% dan naik menjadi sekitar 13% pada saat ini.
Wakil Direktur Bank Mayapada Vinsensius Chandra menuturkan hingga paruh pertama tahun ini, perseroan berhasil menyalurkan kredit sekitar Rp30 triliun, dana pihak ketiga (DPK) senilai Rp36 triliun, dan aset senilai Rp41 triliun (unaudited).
Melihat pencapaian tersebut, perseroan optmistis dapat meraih target yang telah ditetapkan pada awal tahun.
Sementara itu, kualitas kredit bank milik taipan Dato' Sri Tahir ini masih terjaga dengan rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) gross sebesar 0,76% per Mei 2015.
Untuk tetap menjaga angka NPL di bawah 1%, perseroan lebih selektif dalam menyalurkan kredit. Beberapa sektor yang diwaspadai oleh perseroan antara lain sektor komoditas, pertambangan, dan properti.
"Kami kan core-nya ritel komersial, kami lebih fokus di perdagangan," ujarnya.
Selain selektif dalam menyalurkan kredit, perseroan juga aktif memonitoring pembayaran kredit nasabah dan melakukan kunjungan lapangan untuk memastikan usaha debitur masih berjalan dengan baik.
Selain Bank Mayapada, Bank Syariah Mandiri juga membidik naik kelas menjadi bank dengan status BUKU III pada tahun ini. Modal inti perseroan saat ini senilai Rp4,72 triliun.
Untuk mencapai target tersebut, BSM mengandalkan dari laba yang diperoleh pada tahun ini. Adapun saat ini perseroan tengah berbenah untuk menjaga kualitas aset.
Sepanjang 2105 perseroan akan lebih ketat untuk menjaga kualitas pembiayaan dan menjaganon performing financing (NPF) gross di kisaran 5% pada tahun ini.