Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah anggota Direksi dan Komisaris PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (BJTM) atau Bank Jatim tercatat memborong saham perseroan sebagai bagian dari pelaksanaan program long term incentive (LTI) atau insentif jangka panjang.
Mengutip keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak tiga direksi dan satu komisaris BJTM tercatat melakukan pembelian saham pada 2 Juli 2025 dengan harga pelaksanaan Rp480 per saham.
“Tujuan dari transaksi: program LTI,” tulis dokumen yang disampaikan Corporate Secretary Bank Jatim Fenty Rischana, dikutip pada Kamis (17/7/2025).
Secara terperinci, Wakil Direktur Utama Bank Jatim R. Arief Wicaksono menambah 260.800 saham, sehingga persentase kepemilikannya meningkat ke level 0,0093% atau setara dengan 1.397.100 saham.
Direktur Kepatuhan BJTM Umi Rodiyah tercatat menambah 207.300 lembar saham, sehingga total kepemilikannya menjadi 1.138.300 saham. Realisasi ini setara dengan persentase kepemilikan 0,0076%.
Selain itu, Arif Suhirman selaku Direktur Bisnis Menengah, Korporasi & Jaringan BJTM membeli 258.200 saham. Kepemilikan sahamnya naik menjadi 1.183.400 saham atau 0,0079% dari saham beredar perseroan.
Terakhir dari tataran komisaris, Adhy Karyono terpantau menambah 167.700 saham. Kepemilikannya bertambah menjadi 249.200 saham atau setara dengan 0,0017%.
Adapun, Bank Jatim membukukan laba bersih Rp347,26 miliar per kuartal I/2025. Realisasi ini naik 23,28% secara tahunan (year-on-year/YoY) dari sebelumnya Rp281,69 miliar.
Terkait fungsi intermediasi, Bank Jatim mencatatkan penyaluran kredit Rp63,70 triliun per Maret 2025, tumbuh 16,42% dibandingkan posisi Maret 2024 yang sebesar Rp54,71 triliun.
Pembiayaan syariah juga tercatat sebesar Rp13,85 triliun. Aset perseroan pun tumbuh 17,18% YoY dari Rp100,84 triliun menjadi Rp118,17 triliun per kuartal I/2025. Di sisi pendanaan, dana pihak ketiga (DPK) Bank Jatim tumbuh 10,38% YoY menjadi Rp89,26 triliun dari semula Rp80,606 triliun.