Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Semester II/2015: BSM Incar Pertumbuhan Pembiayaan Rp3 Triliun

PT Bank Syariah Mandiri berusaha mengejar target pertumbuhan pembiayaan senilai Rp3 triliun pada paruh kedua tahun ini.
Bank Syariah Mandiri. /Bisnis.com
Bank Syariah Mandiri. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA--PT Bank Syariah Mandiri berusaha mengejar target pertumbuhan pembiayaan senilai Rp3 triliun pada paruh kedua tahun ini.

Direktur Utama BSM Agus Sudiarto menuturkan hingga semester I/2015 pembiayaan tumbuh senilai Rp1,4 triliun dibandingkan pembiayaan akhir tahun. Adapun target pertumbuhan pembiayaan perseroan hingga akhir 2015 senilai Rp4 triliun hingga Rp5 triliun.

"Insya Allah semester II kami bisa ngejar Rp3 triliun untuk tumbuh," ucapnya di Jakarta baru-baru ini.

Perseroan masih berharap pertumbuhan ekonomi nasional dapat membaik pada semester II nanti dengan government spending yang diproyeksikan akan cair pada Juli hingga Agustus.

Selain itu, perseroan juga tumbuh selektif dalam penyaluran pembiayaan dengan memilih sektor yang dinilai masih memiliki potensi yang bagus, seperti pembiayaan ke rumah sakit, lembaga perguruan tinggi, perkebunan sawit, perdagangan, dan logistik.

Terkait dengan penurunan harga komoditas, anak usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ini memilih untuk tidak memberikan fasilitas pembiayaan ke industri batu bara beserta industri pendukungnya, seperti industri kapal tongkang, dan sektor perkebunan karet.

Agus Dwi Handaya, Direktur Keuangan dan Strategi BSM mengatakan hingga akhir tahun pihaknya masih meyakini ada peluang untuk tumbuh dengan baik dibandingkan tahun lalu.

"Paling tidak kami berharap aset tumbuh 10% hingga 11% menjadi Rp72 triliun hingga Rp75 triliun. Pembiayaan tumbuh 10% hingga 12% menjadi Rp53 triliun hingga Rp55 triliun, dan DPK tumbuh 9% hingga 12% menjadi Rp64 triliun hingga Rp66 triliun," ucapnya.

Pada tahun ini perseroan fokus dalam menjaga kualitas aset dengan menekan angka rasio pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF) di kisaran level 5%. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan membentuk bagian khusus yang menanggani pembiayaan bermasalah. Berdasarkan laporan keuangan perseroan per Maret 2015, rasio pembiayaan bermasalah BSM tercatat sebesar 6,81%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper